Empat tim robot humanoid otonom berkompetisi di turnamen sepak bola bertenaga AI pertama di China. Berhasilkah mereka mencetak gol seperti manusia?
Dikutip dari Fox News, Selasa (8/7/2025) acara tersebut berlangsung di Zona Pengembangan Yizhuang Beijing sebagai bagian dari turnamen sepak bola robot Robo League, yang menandai tonggak penting bagi kompetisi kecerdasan buatan di dunia nyata di China.
Berbeda dengan pertandingan robot yang dikendalikan dari jarak jauh, turnamen ini tidak melibatkan campur tangan manusia sama sekali. Setiap tim memiliki tiga robot humanoid aktif ditambah seorang pemain pengganti, yang bermain selama dua babak selama sepuluh menit dengan jeda lima menit.
Robot-robot itu berlari, berjalan, menendang, dan bahkan membuat keputusan secara langsung menggunakan AI dan sensor. Kamera dan sensor optik memungkinkan mereka mendeteksi bola dari jarak 19 meter dengan akurasi lebih dari 90%.
Mereka juga mengenali rekan setim, penanda lapangan, gol, dan lawan. Meskipun gaya berjalannya agak canggung, robot-robot itu beroperasi sepenuhnya sendiri, bertindak dan bereaksi tanpa perintah eksternal apapun.
“Ini adalah pertandingan sepak bola robot AI pertama yang sepenuhnya otonom di China. Ini merupakan gabungan inovasi teknologi dan aplikasi industri,” kata Dou Jing, direktur eksekutif panitia penyelenggara.
Selain menghibur, jika ditelisik lebih dalam, acara tersebut memperlihatkan wawasan serius tentang bagaimana AI dan robotika dapat terintegrasi ke dalam kehidupan publik.
“Acara ini menunjukkan seberapa jauh otonomi dunia nyata telah berkembang dan bagaimana sistem ini dapat berfungsi di lingkungan yang tidak dapat diprediksi,” kata Dou.
Ia menambahkan, pertandingan tersebut merupakan langkah maju menuju penggunaan mesin cerdas dalam skenario sehari-hari.
Acara ini juga merupakan bagian dari persiapan China untuk menggelar World Humanoid Robot Sports Games 2025, yang akan diselenggarakan di Beijing pada 15-17 Agustus.
Pertandingan ini akan mencakup sebelas cabang olahraga yang dimodelkan berdasarkan olahraga tradisional, termasuk atletik, senam, sepak bola, dan tari sinkronisasi. Ini akan menjadi acara olahraga humanoid besar kedua di kota ini setelah half-marathon.
Penyelenggara mencatat bahwa meskipun robot masih menghadapi tantangan, seperti menghindari rintangan dinamis, kemajuan terjadi dengan cepat. Untuk pertandingan ini, tabrakan diperbolehkan asalkan tidak berbahaya.
Salah satu penyelenggara membandingkan tingkat permainan robot saat ini setara dengan anak-anak berusia 5 atau 6 tahun. Namun mereka optimistis bahwa tingkat keterampilan robot akan meningkat dengan perangkat keras dan pelatihan AI yang lebih baik dan makin canggih.