PetaBencana.id meluncurkan Peta Gotong Royong, platform baru yang dirancang untuk mendukung penyaluran bantuan bencana antar-warga, memberdayakan aksi di tingkat lokal, dan memenuhi kebutuhan di saat kritis dalam respons kemanusiaan.
Platform baru ini dibuat karena semakin banyak bencana alam yang terjadi belakangan ini. Misalnya saat musim kemarau tahun ini yang tetap basah, alias tetap banyak hujan — sering disebut sebagai musim kemarau basah.
Peristiwa ini merupakan bagian dari pola yang lebih luas dari meningkatnya bencana terkait iklim di seluruh Asia Tenggara. Menurut BNPB, ada lebih dari 600 bencana pada kuartal pertama tahun 2025. BMKG menyebutkan Indonesia sedang menghadapi anomali cuaca yang diakibatkan meningkatnya suhu air laut dan pola musim hujan yang tidak menentu.
Peta Gotong Royong dibuat di atas fondasi PetaBencana.id, yang merupakan platform pemetaan bencana real time yang sudah aktif sejak 2017.
“Masyarakat harus diperlengkapi sumberdaya yang tepat untuk bertindak ketika bencana terjadi,” kata Nashin Mahtani, Direktur Yayasan Peta Bencana, dalam keterangan yang diterima infoINET.
Selama bencana, platform media sosial sering kali menjadi pusat penting untuk koordinasi dan berbagi informasi – tetapi banyaknya unggahan dapat dengan cepat menjadi sangat banyak, sehingga sulit untuk memverifikasi kebutuhan, memprioritaskan tanggapan, dan memastikan bahwa bantuan menjangkau mereka yang paling membutuhkannya.
Peta Gotong Royong menanggapi tantangan ini dengan menyediakan platform gratis dan terbuka tempat siapapun dapat melaporkan kebutuhan mendesak, menawarkan bantuan, dan mendapatkan bantuan secara langsung – semuanya menggunakan alat yang sudah dikenal seperti WhatsApp dan media sosial lain seperti Telegram dan Facebook Messenger.
Fitur Utama Peta Kerja Gotong Royong: