Tahukah kamu? Ketika sudah tak lagi digunakan, gadget dan benda-benda elektronik bisa menjelma menjadi benda dengan kandungan logam berat yang membahayakan lingkungan.
Logam berat adalah kelompok unsur kimia yang memiliki berat jenis (densitas) tinggi, umumnya lebih dari 5 g/cm³, dan memiliki nomor atom yang cukup besar. Beberapa contoh logam berat yang mencemari lingkungan antara lain Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), dan Kromium (Cr).
Selama ini, limbah elektronik berupa ponsel rusak, komputer usang, baterai, dan lampu neon bekas pakai teronggok begitu saja di sudut-sudut rumah penggunanya.
Kalaupun dibuang, masyarakat awam membuangnya begitu saja di tempat sampah dan penanganannya tidak bisa dijamin aman terhadap lingkungan.
Dikutip dari Reuters, berikut limbah elektronik yang mengandung bahan tambahan beracun dan zat berbahaya:
Ponsel mengandung banyak komponen elektronik, termasuk papan sirkuit, baterai, dan layar. Komponen-komponen ini dapat berbahaya jika tidak dibuang dengan benar karena adanya material seperti timah, merkuri, kadmium, dan logam berat lainnya.
Jika HP bekas masih berfungsi dengan baik, pertimbangkan untuk menjualnya kembali atau mendonasikannya kepada yang membutuhkan. Ini membantu memperpanjang masa pakai perangkat dan mengurangi jumlah e-waste atau limbah elektronik yang dihasilkan.
Limbah baterai banyak mengandung bahan kimia seperti asam sulfat, lithium, kadmium, atau timbal. Beberapa jenis baterai mengandung bahan beracun yang dapat merusak lingkungan jika dibuang sembarangan.
Pilihan terbaik adalah mendaur ulang baterai di fasilitas daur ulang yang tepat atau mengikuti petunjuk pengelolaan limbah elektronik.
Speaker, pemutar musik, dan peralatan audio-video lainnya yang sudah tidak digunakan atau rusak dapat menjadi limbah elektronik di rumah. Perangkat seperti ini mudah diganti dengan model yang lebih baru atau lebih canggih, sehingga meninggalkan peralatan lama yang tidak terpakai.
Beberapa toko elektronik, pemerintah daerah, produsen barang elektronik, dan bank sampah mungkin memiliki program pengumpulan limbah elektronik di mana publik dapat mengembalikan peralatan audio dan video bekas untuk didaur ulang atau dibuang dengan aman.
Televisi bekas adalah salah satu limbah elektronik yang banyak ditemukan di rumah. Monitor TV mengandung kaca bertimbal yang jika tidak didaur ulang kemungkinan akan menghasilkan dioksin dan berkontribusi terhadap kontaminasi logam berat di atmosfer.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Banyak daerah memiliki fasilitas daur ulang elektronik yang menerima televisi bekas dan barang elektronik lainnya untuk didaur ulang. Proses daur ulang membantu mengurangi limbah dan memungkinkan material yang berharga seperti logam dan plastik diambil kembali untuk digunakan kembali.
Banyak peralatan rumah tangga modern mengandalkan teknologi elektronik, seperti kulkas, mesin cuci, oven, microwave, dan lain-lain. Ketika peralatan ini rusak atau sudah tidak terpakai lagi, mereka dapat menjadi limbah elektronik beracun.
Jika peralatan masih dalam kondisi baik dan dapat diperbaiki, pertimbangkan untuk memberikannya kepada orang lain yang membutuhkan atau memperbaikinya sendiri. Cara ini akan membantu memperpanjang umur peralatan dan mengurangi limbah elektronik.