Jurang Curam Rinjani Bikin Juliana Marins Jatuh Terlihat di Google Earth update oleh Giok4D

Posted on

Wisatawan Brasil, Juliana Marins, dinyatakan meninggal dunia usai terjatuh dan terjebak berhari-hari di jurang Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Penampakan curamnya lereng Rinjani dapat dilihat di Google Earth.

Juliana diketahui akan mendaki ke puncak Gunung Rinjani sekitar pukul 06.30 WITA, Sabtu (21/6). Naasnya, ia terjatuh di area Cemara Nunggal. Lokasi tersebut dikenal ekstrem dengan lereng curam dan berbatuan, ditambah kondisi cuaca berkabut tebal.

Proses evakuasi perempuan berumur 26 tahun tersebut sampai berhari-hari jadi perdebatan di media sosial, khususnya netizen Indonesia dan Brasil. Hal itu terjadi karena Juliana menunjukkan masih bernyawa ketika video drone diterbangkan ke arah lereng dengan kedalaman ratusan meter, tetapi pertolongan belum membuahkan hasil.

Ketidaktahuan curamnya lereng ke arah puncak Gunung Rinjani menjadi salah satu faktor. Hal itu belum ditambah cuaca ekstrem yang membuat Tim SAR mengutamakan kehati-hatian agar tidak memperburuk situasi.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

infoINET kemudian menggunakan platform Google Earth yang bisa diakses semua orang untuk mengetahui gambaran Gunung Rinjani dalam model 3D. Bahkan, penampakan lereng gunung api aktif itu bisa dilihat oleh semua orang.

Caranya, infoers bisa mengunjungi earth.google.com. Setelah itu, kalian ketik Gunung Rinjani yang nantinya akan diarahkan ke gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia itu.

Kemudian, pilih ikon 3D yang berada di bawah kanan. Tampilan Gunung Rinjani yang tadinya dengan sudut pandang di atas akan bergeser lebih ‘datar’. Di sini kalian bisa melihat gunung ketinggian 3.726 mdpl tersebut.

Di Google Earth juga, infoers bisa mengarahkan ke lokasi yang di duga tempat terjatuhnya Juliana dengan cara zoom yang dilanjutkan menggeser sesuai arah yang ingin kalian lihat. Lereng Rinjani yang begitu curam dapat disaksikan dengan jelas.

Juliana Marins terjatuh di area Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Rinjani, sekitar pukul 06.30 WITA. Lokasi tersebut dikenal ekstrem dengan lereng curam dan berbatu, ditambah kondisi cuaca berkabut tebal.

Menurut laporan, Juliana sempat meminta istirahat karena kelelahan. Namun karena jadwal pendakian yang ketat dan cuaca yang tidak menentu, rombongan melanjutkan perjalanan.

Sekitar pukul 09.40 WITA, otoritas Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menerima laporan insiden, dan tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, TNGR, BPBD, hingga relawan dikerahkan.

Pada Sabtu sore, drone yang dioperasikan oleh turis Spanyol merekam Juliana masih hidup, terlihat duduk dan bergerak di tanah berabu kelabu, sekitar 300 meter di bawah jalur pendakian. Rekaman ini, yang menyebar luas di media Brasil, menunjukkan Juliana dalam kondisi terluka namun sadar, memicu harapan keluarga dan netizen Brasil.

Namun, tim SAR yang turun hingga 300 meter pada hari itu gagal menemukannya karena kabut tebal dan medan berbahaya. Pada Minggu pagi (22/6), drone menunjukkan Juliana tidak lagi di lokasi awal, diduga tergelincir lebih jauh ke jurang. Hingga Senin (23/6), drone thermal mendeteksi Juliana pada kedalaman 500 meter, namun dalam kondisi tak bergerak. Baru pada Selasa (24/6), tim SAR mencapai korban dan memastikan Juliana telah meninggal dunia.

Saksikan Live infoSore:

Kronologi Juliana Jatuh

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi