Kamera Digital Terbesar di Dunia Tangkap Foto Antariksa Pertamanya

Posted on

Kamera digital terbesar di dunia baru saja menangkap foto antariksa pertamanya. Kamera ini merupakan bagian dari teleskop di Observatorium Vera C. Rubin di Pegunungan Andes, Chile yang diharapkan dapat mengungkap rahasia alam semesta.

Foto pertama ini hanya sampel kecil untuk menunjukkan kemampuan teleskop baru ini yang akan mengamati langit selatan selama 10 tahun ke depan. Tim Observatorium Vera C. Rubin akan membagikan lebih banyak foto lagi dalam konferensi pers yang digelar hari ini.

Foto pertama yang dibagikan oleh tim Observatorium Vera C. Rubin memperlihatkan nebula Trifid dan Lagoon yang berjarak ribuan tahun cahaya. Foto ini dibuat dengan menggabungkan 678 foto yang diambil saat pengamatan selama lebih dari tujuh jam.

Foto lainnya memperlihatkan sebagian kecil kumpulan galaksi di Gugus Virgo. Warna biru yang ada di foto datang dari pusaran bintang yang relatif dekat, sedangkan warna merah berasal dari galaksi purba yang jaraknya lebih jauh.

Dalam uji coba observasi selama 10 jam saja, observatorium ini berhasil menemukan 2.104 asteroid yang belum pernah diamati sebelumnya, termasuk tujuh asteroid yang posisinya dekat bumi namun tidak berpotensi membahayakan.

Observatorium ini akan mengamati langit selama 10 tahun dan diproyeksikan dapat mengidentifikasi 89.000 asteroid dekat Bumi, 3,7 juta asteroid antara Mars dan Jupiter, dan 32.000 objek es di luar Neptunus.

“Karena kami mengambil gambar langit malam dengan sangat cepat dan sering, kami an mendeteksi jutaan objek yang berubah setiap malam,” kata Aaron Roodman dari SLAC National Accelerator Laboratory yang merupakan bagian dari tim Observatorium Vera C. Rubin, seperti dikutip dari NPR, Senin (23/6/2025).

Pengamatan langit malam Observatorium Vera C. Rubin dilakukan oleh teleskop dengan kamera digital terbesar di dunia berukuran 1,65 x 3 meter dengan resolusi 3.200 MP. Saking besar resolusinya, dibutuhkan 400 TV Ultra HD untuk menampilkan satu hasil foto.

Kamera ini akan mengambil foto setiap 40 info selama 8-12 jam setiap malam berkat proses pergerakan kubah dan dudukan teleskop yang berlangsung sangat cepat. Saat kebanyakan teleskop hanya bisa melihat hingga 163.000 tahun cahaya, observatorium ini bisa melihat hingga jarak 1,2 juta tahun cahaya.

Observatorium ini diperkirakan akan mendeteksi 10 juta perubahan tiap malam, dan akan mengirimkan pemberitahuan ke sejumlah peneliti. Mereka akan menganalisis semua data tersebut dan mencari perubahan yang paking menarik untuk diamati lebih jauh.

“Para astronom akan beralih dari mengamati area kecil di langit menjadi menambang data. Ini akan seperti aliran data yang mengalir deras. Akan ada banyak hal di sana dan kita harus menyaring nya untuk menemukan semuanya,” kata Scott Sheppard, astronom dari Carnegie Science.

Saksikan Live infoSore:

Gambar ilustrasi