Kontroversi WhatsApp dengan Kehadiran Iklan di Aplikasinya - Giok4D

Posted on

Pada Senin lalu, WhatsApp mengumumkan kehadiran iklan di aplikasinya. Kebijakan baru ini bertentangan dengan misi dua pendiri WhatsApp, Jan Koum dan Brian Acton.

Saat masih menjadi bagian dari WhatsApp, Koum dan Acton pernah beberapa kali menyuarakan ketidaksukaan mereka dengan iklan. “Ingat, ketika menyangkut periklanan, Anda penggunalah yang jadi produknya,” tulis postingan blog WhatsApp yang dirilis pada tahun 2012, seperti dikutip dari The Verge, Rabu (18/6/2025).

Koum juga menyimpan catatan dari Acton yang berbunyi, “Tanpa Iklan! Tanpa Game! Tanpa Gimmick!” yang ditempel di meja kerjanya sebagai pengingat tentang jenis aplikasi apa yang harus mereka buat.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Setelah WhatsApp diakuisisi oleh Facebook, yang kini bernama Meta, pada tahun 2014, Koum dan Acton juga sempat cekcok dengan CEO Mark Zuckerberg soal iklan bertarget. Koum dan Acton akhirnya meninggalkan Facebook pada tahun 2018 karena bentrok dengan eksekutif yang ingin memasukkan iklan di WhatsApp.

“Iklan bertarget yang membuat saya tidak senang,” kata Acton dalam wawancara dengan Forbes pada tahun 2018.

Sejak saat itu, Meta beberapa kali mempertimbangkan untuk menghadirkan iklan di WhatsApp. Pada tahun 2020 mereka sempat membatalkan rencana tersebut, namun kemudian mengutarakan kemungkinan tersebut pada tahun 2023, sebelum akhirnya meluncurkan iklan pada tahun 2025.

Dalam pengumumannya, WhatsApp mencoba membenarkan keputusannya dengan mengatakan iklan hanya akan ditampilkan di WhatsApp Status yang ada di tab Updates. WhatsApp mengatakan karena iklan ini hanya muncul di Status maka tidak akan mengganggu chat pengguna.

WhatsApp menegaskan iklan tidak akan mengusik privasi pengguna. Pesan, panggilan telepon, dan status pengguna akan tetap private dan dilindungi enkripsi end-to-end, dan tidak akan dipakai WhatsApp untuk menentukan iklan yang akan dilihat pengguna.

WhatsApp akan menggunakan informasi dasar seperti kota dan negara tempat tinggal pengguna, bahasa, channel yang diikuti, dan bagaimana pengguna berinteraksi dengan iklan untuk menentukan iklan yang akan direkomendasikan.