Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan raksasa teknologi Meta dan Google disebut akan menggelar kabel bawah laut ke wilayah perairan Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pun buka suara.
Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik KKP, Doni Ismanto Darwin mengungkapkan pihaknya baru saja menerbitkan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) atas nama konsorsium Apricot.
“Kami baru saja menerbitkan PKKPRL atas nama SKKL Apricot di 2025, tepatnya bulan ini. Untuk pengajuannya, mereka sudah melakukannya sejak lama sekitar tahun 2021-2022,” ujar Doni saat dihubungi infoINET.
Sebagai informasi, SKKL Apricot ini merupakan proyek bersama yang dikerjakan Chungwa Telecom, Google, Meta, NTT, dan PLDT dengan membentang kabel sejauh 11.972 kilometer.
Kabel laut tersebut akan menghubungkan Agat (Guam), Batam dan Tanjung Pakis (Indonesia), Minambiso (Jepang), Baler dan Davao (Filipina), Tuas (Singapura), dan Taucheng (Taiwan).
Lebih lanjut, Doni menjelaskan, landing point di Indonesia itu telah ditentukan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Alur Pipa dan/atau Kabel Bawah Laut.
“Jadi, semua kabel laut internasional itu ditentukan landing station. Kalau masuknya dari arah Sulawesi itu diarahkan ke Manado. Kalau dari Samudera Pasifik melalui Jayapura. Terus, kabel laut dari Australia itu kita arahkan ke Kupang. Sedangkan, satu lagi di Batam,” tutur Doni.
Doni menambahkan, setiap kabel bawah laut internasional yang melalui perairan Indonesia membutuhkan perizinan prinsip, mulai dari KKP. Dilanjutkan ke Kementerian Lingkungan Hidup, lalu Kementerian Perhubungan untuk memiliki perizinan pekerjaan bawah laut. Setelah itu menguru perizinan operasional di Kementerian Komunikasi dan Digital.
Meski melalui berbagai tahapan perizinan, Doni memastikan proses tersebut berjalan dengan cepat.
“Di Indonesia itu tergolong cepat, tidak hanya di KKP saja, tapi semua permit itu tercepat hingga 1,7 tahun prosesnya,” ucapnya.
Sebagai informasi, pada Maret 2021, ada dua kabel bawah laut yang digelar membentang sepanjang 15 ribu km dari pantai barat AS yang kemudian terhubung dengan Indonesia dan Singapura, yaitu Echo dan Bifrost. Kedua SKKL itu diinisiasi oleh perusahaan teknologi Meta (induk Facebook, Instagram. WhatsApp) dan Google dengan menggandeng mitra lokal.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Untuk SKKL Echo dikerjakan oleh Meta, Google, dan menggandeng XL Axiata (sekarang XLSmart). Sedangkan SKKL Bifrost digarap oleh Meta bermitra dengan Telin, anak perusahaan Telkom, bersama Keppel perusahaan asal Singapura.