Ternyata lupa password ada penjelasan ilmiahnya lho, infoers. Yuk simak pemaparan singkatnya berikut ini.
Dalam kondisi tertentu, daya ingat seseorang mendadak tidak bisa berfungsi dengan baik. Tiba-tiba kemampuan tersebut sulit untuk mengingat hal-hal kecil, seperti kata sandi pada suatu akun yang kalian miliki (entah Gmail, Instagram, X, Facebook, dll).
Studi yang dipimpin oleh Universitas Rutgers-New Brunswick mengungkap ada beberapa faktor yang mempengaruhi orang-orang lupa password. Dua di antaranya adalah seberapa penting dan sering kata sandi digunakan.
“Situs web berfokus untuk memberi tahu pengguna apakah kata sandi mereka lemah atau kuat, tetapi tidak melakukan apa pun untuk membantu orang mengingat kata sandi,” kata Janne Lindqvist, rekan penulis studi dan asisten profesor di Departemen Teknik Elektro dan Komputer di Sekolah Teknik, dilansir infoINET dari Security Magazine, Selasa (10/6/2025).
“Login lebih sering membantu orang mengingat kata sandi,” tambahnya.
Studi itu menemukan bukti, bahwa memori manusia secara alami beradaptasi berdasarkan hal tersebut. Kata sandi yang penting dan sering digunakan, cenderung tidak mudah terlupakan.
“Banyak orang kesulitan mengingat kata sandi karena saat ini kata sandi yang dibutuhkan sangat banyak. Orang-orang menjadi frustrasi. Temuan utama kami mencakup bahwa lupa kata sandi sejalan dengan salah satu teori psikologis tentang memori dan prediksi lupa kata sandi,” ujar Lindqvist.
Dalam hal ini, para peneliti di Rutgers- Nwe Brunswick bekerja sama dengan Universitas Aalto di Finlandia. Mereka menerbitkan hasilnya pada 2018 di 27th USENIX Security Symposium di Baltimore, Maryland.
Dihimpun dari infoHealth, pada 2015, para ilmuwan University of Surrey menyarankan menutup mata, bila mengalami kondisi seperti tadi. Hal ini telah dibuktikan melalui eksperimen yang dilakukan terhadap 200 orang. Dari situ terungkap, daya ingat akan meningkat cukup signifikan.
Para ilmuwan meminta kepada 200 relawan untuk menonton film pendek. Selanjutnya para partisipan diminta menjawab sederet pertanyaan terkait film tersebut. Di sini sebagian menjawab sembari menutup mata, dan yang lainnya membuka mata.
Hasilnya adalah partisipan yang menutup mata menjawab dengan benar 71 persen pertanyaan. Sedangkan mereka yang membuka mata hanya bisa menjawab benar 48 persen pertanyaan.
Spekulasi yang berkembang adalah tutup mata bisa mendorong otak untuk lebih tajam dalam membangun ingatan secara detail. Namun spekulasi tersebut dibantah oleh salah seorang penelitinya sendiri, Robert Nash.
“Kemungkinan saat mereka menutup mata juga mendapat keuntungan yakni menghindarkan distraksi atau gangguan,” kata Robert.