Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Angga Raka Prabowo dan Nezar Patria ditunjuk menjadi Komisaris Utama Telkom dan Indosat Ooredoo Hutchison. Penempatan wamen tersebut dinilai rentan konflik kepentingan.
Hal ini mengingat penunjukan tersebut terjadi di operator telekomunikasi yang berada di bawah pengawasan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Ibaratnya, Komdigi menjadi wasitnya tetapi juga berperan sebagai pemain industrinya.
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, mengatakan pengangkatan pejabat tinggi aktif pemerintah baru pertama kali terjadi di industri telekomunikasi saat ini.
“Meski memang ada beberapa wamen atau pejabat eselon 1 juga di sana, tapi kalau bidang tugasnya di sektor yang sama, memang ini rawan konflik kepentingan, kecuali bidang tugasnya sama,” ujar Heru kepada infoINET, Selasa (3/6/2025).
Heru mengungkapkan penempatan wamen sebagai komut operator ini seiring tidak hadirnya Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Sebagai informasi, BRTI menjadi salah satu badan/lembaga yang dibubarkan di era Presiden Joko Widodo pada akhir tahun 2020.
“Sehingga sekarang, operator seperti memerlukan penjaga dari kementerian di mana ketika satunya adalah wamen, yang lainnya juga wamen. Sehingga akan imbang, utamanya kan persaingan Telkom dan IOH yang saat ini ada posisi 1 dan 2 bisnis telekomunikasi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Heru mengatakan, dalam sudut pandang bisnis seharusnya konflik kepentingan itu tidak terjadi antara pejabat dengan pemain di industri yang bersangkutan.
“Hanya saja kan di Indonesia, etika sekarang sudah tidak menjadi perhatian, sepanjang tidak melanggar hukum. Waktu dulu, ketika ada BRTI, itu harus memilih menjadi operator atau regulator agar tidak terjadi istilah ‘jeruk makan jeruk’,” kata Heru.
“Ya, dalam bisnis itu dinamakan conflict of interest di mana regulator, pengawas bisnis telekomunikasi dan internet tapi juga jadi operator. Dalam etika bisnis, itu harus di disclose yang bersangkutan dan bahkan disampaikan ke publik,” tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Komdigi merespons terkait isu konflik kepentingan seiring dengan Wamenkomdigi Nezar Patria dan Angga Raka Prabowo menempati jabatan Komisaris Utama operator telekomunikasi.
Pekan lalu, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom mengangkat Angga Raka Prabowo sebagai Komut menggantikan Bambang Brodjonegoro. Sedangkan, Nezar Patria menduduki Komut Indosat Ooredoo Hutchison menggantikan Halim Alam Sjah.
“Saya rasa kalau (penunjukan Wamenkomdigi jadi komut) kan wilayah Kementerian BUMN ya. Jadi, kalau kita terima saja karena yang terbaik daripada kementerian ini tentunya kita siap saja,” ujar Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Politik, Kementerian Komdigi, Arnanto Nurprabowo ditemui di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta, Senin (2/6).
Ketika ditanya apakah Komdigi akan tetap netral alias tidak berpihak seiring adanya Wamenkomdigi yang menjadi komut operator, Arnanto berkilah bahwa situasi tersebut terjadi juga di kementerian lainnya.
“Saya rasa wakil menteri bukan hanya di Komdigi, di semua kementerian juga mendapatkan posisi yang sama, kalau bisa dicek, kira-kira seperti itu,” ucapnya.
“Hanya mungkin spesifikasinya sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Terima kasih banyak ya,” katanya menutupi pembicaraan.