Dalam wawancara dengan Bloomberg, CEO Nvidia Jensen Huang mengakui kalau perusahaannya menghadapi masalah geopolitik yang rumit. Namun ia tetap memuji kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Huang menyebut langkah Trump dalam menerapkan tarif khusus untuk produk yang diimpor ke Amerika adalah kebijakan yang sangat berani, namun tujuannya jelas, yaitu untuk menghidupkan industrialisasi lokal di Amerika.
“Pemikiran terhadap tarif yang menjadi pilar dari visi kuat untuk reindustrialisasi perakitan lokal dan memotivasi negara lain untuk berinvestasi di Amerika Serikat adalah visi yang sangat luar biasa,” kata Huang, seperti dikutip infoINET dari Techspot, Minggu (1/6/2025).
Ia juga terus memuji Trump karena sangat visioner, dan menyebut langkah ini sangat berpotensi untuk mengubah perekonomian Amerika selama beberapa dekade ke depan. Namun Huang juga secara gamblang mengeluhkan dampak dari aturan tersebut terhadap Nvidia.
Menurutnya berbagai aturan ekspor yang diterapkan Amerika itu membuat Nvidia kesulitan masuk di pasar China. Padahal Nvidia pernah menyebut China sebagai pasar chip terbesar di dunia, dan mereka berpotensi kehilangan pemasukan sebesar USD 8 miliar pada kuartal ini akibat berbagai aturan ekspor tersebut.
“Banyak engineer kami sedang bekerja keras,” kata Huang.
Maksudnya adalah para engineer Nvidia itu tengah berusaha mengembangkan chip berbeda untuk pasar China, yaitu untuk mengikuti aturan ekspor yang diterapkan oleh Amerika.
Selain itu, Huang juga menyebut ada konsekuensi besar yang harus dihadapi saat kehilangan akses ke pasar China. Pasalnya di China, menurut Huang, 50% dari peneliti AI saat ini berbasis di China.
Aturan ekspor yang diterapkan Amerika ini membuat banyak pengembang untuk beralih ke perusahaan lokal, misalnya Huawei.
“Itu adalah bagian yang disayangkan akibat perubahan aturan ini,” kata Huang.
Ia pun memperingatkan Amerika kalau saat ini perusahaan asal China sudah bisa memperkecil jarak ketertinggalannya dari segi teknologi. Misalnya chip AI terbaru Huawei sudah bisa menyaingi chip Nvidia H200.
Padahal berdasarkan aturan Amerika, Nvidia bahkan tak bisa mengapalkan chip H20 — chip H200 yang sudah disunat performanya — ke China. Dan, ia juga menyebutkan sudah tak mungkin untuk menurunkan kembali performa dari chip H20.