Komunikasi dan Digital (Komdigi) merespons terkait isu konflik kepentingan seiring dengan dua Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria dan Angga Raka Prabowo menempati jabatan Komisaris Utama (Komut) operator telekomunikasi.
Pekan lalu, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom mengangkat Angga Raka Prabowo sebagai Komut menggantikan Bambang Brodjonegoro. Sedangkan, Nezar Patria menduduki Komut Indosat Ooredoo Hutchison menggantikan Halim Alam Sjah.
Penunjukan pejabat tinggi aktif menjadi komut operator ini baru terjadi pertama kali, khususnya pemangku kebijakan yang sekaligus di waktu bersamaan juga pemain di industri telekomunikasi.
“Saya rasa kalau (penunjukan Wamenkomdigi jadi komut) kan wilayah Kementerian BUMN ya. Jadi, kalau kita terima saja karena yang terbaik daripada kementerian ini tentunya kita siap saja,” ujar Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Politik, Kementerian Komdigi, Arnanto Nurprabowo ditemui di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta, Senin (2/6/2025).
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Ketika ditanya apakah Komdigi akan tetap netral alias tidak berpihak seiring adanya Wamenkomdigi yang menjadi komut operator, Arnanto berkilah bahwa situasi tersebut terjadi juga di kementerian lainnya.
“Saya rasa wakil menteri bukan hanya di Komdigi, di semua kementerian juga mendapatkan posisi yang sama, kalau bisa dicek, kira-kira seperti itu,” ucapnya.
“Hanya mungkin spesifikasinya sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Terima kasih banyak ya,” katanya menutupi pembicaraan.
Sementara itu, sebelumnya setelah pemberitaan Angga Raka Prabowo menjadi Komut Telkom, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid juga telah memberikan sedikit pernyataannya.
Disampaikannya, Wamenkomdigi tidak perlu melepas jabatannya seiring penunjukan menjadi Komut. Ia juga menyakini dapat menjalani dua peran sekaligus.