Polemik status kehalalan Ayam Goreng Widuran, rumah makan legendaris di Solo, Jawa Tengah, terus memanas di media sosial. Isu ini mencuat setelah manajemen mengumumkan bahwa menu mereka non-halal karena menggunakan minyak babi untuk menggoreng kremesan ayam.
Seorang netizen dengan akun Threads @ariefdisolo mencoba menelusuri jejak status halal restoran ini melalui Google Street View dari tahun 2015 hingga 2024. Apa yang ditemukannya?
Arief Mengaku tidak menemukan logo halal pada spanduk Ayam Goreng Widuran di Jalan Sutan Syahrir, Solo, dalam kurun waktu tersebut. Namun, temuan ini memicu perdebatan di kalangan netizen.
Sejumlah warganet berhasil menemukan adanya logo halal pada spanduk pada Juni 2017. Tapi, temuan tersebut kembali mematik argumen.
Ada yang menilai logo tersebut bukan milik restoran, melainkan berasal dari produk kecap yang ditampilkan dalam spanduk. Banyak yang yakin logo halal tersebut memang dicantumkan pihak resto.
Sebagai bukti, netizen memajang spanduk lain yang tidak diabadikan Google Street View. Dalam sepanduk tersebut tertera tulisan Halal.
Opini menarik disampaikan beberapa netizen. Mereka tidak mempermasalahkan ada tidaknya logo halal-non halal pada sepanduk. Tapi lebih menyoroti pihak restoran yang tidak memberitahukan ke pelanggan muslim, terutama berhijab, bahwa menu mereka non-halal.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Masalahnya bukan disitu aja. Ada pelanggan hijab dtg kesnaa tp staffny g ngasih tau klo dia pake minyak babi. Itu klo di MY kita udh diwanti2 sm staffnya,” kata @freeyourmind4448.
“Karena jualnya cuma ayam goreng, orang2 akan beranggapan ya halal tanpa bahan babibu
Jadi sekarang mesti lebih hati2 dan pastikan aja resto yg dikunjungi memang halal atau gak
Karna diluar sana banyak resto jejepangan/kekoreaan/eropaan yg cuma berani sebut no pork no lard no alkohol. Tpi gak bisa dapatin sertifikat halal (ya walaupun skrg yg udh dpt serti halal aja bisa meragukan, apalagi yg gak)” ujar @ichaandcats.