Setelah menguasai pasar ponsel dan elektronik, Samsung ingin melebarkan sayapnya ke industri luar angkasa. Menurut laporan terbaru dari Korea Selatan, Samsung C&T telah memulai proyek ‘pabrik luar angkasa’.
Pada awal tahun ini, divisi riset Samsung Electonics menggaet pakar antariksa untuk pertama kalinya. Belum lama ini, raksasa teknologi asal Korea Selatan itu kabarnya sudah memulai tahap awal riset dan pengembangan infrastruktur luar angkasa, termasuk fasilitas peluncuran roket dan landasannya.
Menurut laporan The Korea Economy Daily, sejumlah pakar meyakini pembangunan fasilitas peluncuran roket dan komponen wahana antariksa akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru untuk Korea Selatan.
Saat ini Korea Selatan sudah memiliki pengalaman dalam membangun gedung pencakar langit serta pabrik industri di wilayah Arktik dan laut dalam. Pengamat industri luar angkasa meyakini fasilitas ini akan memberikan keunggulan kompetitif untuk Negeri Ginseng.
Bersamaan dengan pengembangan ini, Samsung dilaporkan telah menandatangani perjanjian dengan Korean Astronomy and Space Science Institute pada 7 Mei kemarin. Kolaborasi ini ditujukan untuk mengembangkan muatan sekunder untuk Cubesat yang akan diterbangkan ke luar angkasa bersama misi Artemis II yang diluncurkan NASA.
Lewat peluncuran ini, Samsung Electronics ingin menguji semikonduktor generasi berikutnya di orbit tinggi Bumi dan lingkungan dengan radiasi tinggi, seperti dikutip dari SamMobile, Minggu (25/5/2025).
Dalam beberapa tahun terakhir, Samsung Electronics juga pernah meluncurkan perangkatnya ke luar angkasa. Contohnya, meluncurkan Galaxy S10 ke stratosfer, kemudian menerbangkan Galaxy Watch 5 ke sabuk Van Allen sebagai bagian dari misi Polaris Dawn.
Ekspansi ke luar angkasa terlihat seperti langkah alami bagi Samsung. Raksasa teknologi ini memiliki ketertarikan terhadap luar angkasa, karena itu mereka menggunakan nama Galaxy untuk perangkat populernya. Selain itu, Samsung Heavy Industries juga menjadi salah satu produsen kendaraan air terbesar di dunia.