Fenomena Menikahi Chatbot AI yang Meningkat di Kalangan Gen Z

Posted on

Banyak orang yang sudah menggunakan chatbot AI untuk jadi teman curhat sampai teman kencan. Ternyata, tidak sedikit juga pengguna chatbot AI yang ingin menikahi teman virtualnya.

Perusahaan AI Joi AI baru saja menggelar survei yang melibatkan 2.000 responden di kalangan Gen Z di Amerika Serikat. Joi AI menyediakan layanan yang mereka sebut ‘AI-lationship’ di mana pengguna bisa chatting dengan karakter AI yang sudah mereka sediakan atau pengguna bisa membuat karaktenya sendiri.

Delapan dari 10 responden survei itu mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk menikahi pasangan AI. Sementara iu, 83% responden mengatakan mereka memiliki ikatan emosional yang kuat dengan AI.

“AI-lationship tidak dimaksudkan untuk menggantikan hubungan manusia yang nyata,” kata Jaime Bronstein, LCSW, terapis dan pakar hubungan di Joi AI, seperti dikutip dari Mashable, Minggu (25/5/2025).

“Sebaliknya, hubungan AI memberikan jenis dukungan emosional yang berbeda yang dapat meningkatkan kesehatan emosional pengguna secara keseluruhan,” sambungnya.

Ahli neuropsikologi klinis Shifali Singh mengatakan temuan bahwa Gen Z percaya mereka dapat memiliki ikatan emosional yang dalam dengan AI bukan sesuatu yang mengejutkan.

Pakar dari McLean Hospital/Harvard Medical School ini mengatakan banyak Gen Z yang merasa dihakimi dan dikomentari oleh orang lain, dan hasil studi yang ia lakukan menunjukkan orang-orang dengan kecemasan sosial cenderung menggunakan alat digital karena tidak perlu takut dihakimi.

“Mereka mungkin berpikir, ‘Jika saya bisa berinteraksi dengan AI yang akan memberikan saya pertukaran pendapat dan diskusi yang umumunya tidak menghakimi – itu sangat berarti’,” ujar Singh.

Singh juga merupakan peneliti AI dan sering menggunakan layanan AI. Ia meyakini AI bisa dipakai sebagai solusi sementara untuk epidemi kesepian dalam beberapa kasus.

Ia mencontohkan orang dewasa yang sudah berusia tua, yang menyukai AI sebagai teman pendamping. Kasus lainnya adalah seseorang yang memiliki kondisi seperti agorafobia dan takut untuk keluar rumah dan berbicara dengan orang lain, sehingga chatbot AI bisa menjadi teman bicara mereka.

Menangkapi hasil survei Joi AI tentang menikahi AI, Singh mengatakan Gen Z mungkin menganggap pernikahan sebagai insititusi lawas dan ingin lebih mandiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *