Apple kabarnya akan bekerja sama dengan Alibaba untuk membawa layanan Apple Intelligence ke iPhone di China. Tapi rencana kolaborasi ini bikin pemerintah Amerika Serikat khawatir.
Menurut laporan New York Times yang mengutip sumber anonim, sejumlah petinggi Gedung Putih dan anggota Kongres AS belum lama ini menanyakan rencana kerja sama tersebut kepada eksekutif Apple.
Pertanyaan mereka fokus kepada data apa yang akan dibagikan dengan Alibaba dan apakah Apple membuat komitmen kepada pemerintah China. Eksekutif Apple dilaporkan tidak dapat menjawab sebagian besar pertanyaan tersebut.
Raja Khrishnamoorthi, anggota House Intelligence Committee di Kongres AS, menyebut kolaborasi ini ‘sangat mengganggu’. Ia memperingkatkan Apple dapat mendukung perusahaan yang memiliki hubungan sangat dekat dengan Partai Komunis China.
“Alibaba adalah contoh nyata dari strategi fusi militer-sipil Partai Komunis China, dan mengapa Apple memilih bekerja sama dengan mereka di sektor AI masih menjadi pertanyaan,” kata Krishnamoorthi seperti dikutip dari New York Times, Selasa (20/5/2025).
“Ada kekhawatiran serius bahwa kemitraan ini akan membantu Alibaba mengumpulkan data untuk menyempurnakan modelnya, sekaligus memungkinkan Apple menutup mata terhadap hak dasar pengguna iPhone di China,” sambungnya.
Sejumlah pejabat AS kabarnya mempertimbangkan untuk menambahkan Alibaba dan perusahaan AI asal China lainnya ke dalam daftar hitam yang akan melarang mereka bekerja sama dengan perusahaan AS. Kementerian Pertahanan dan badan intelijen AS juga mengevaluasi hubungan Alibaba dengan militer China.
Apple sendiri belum resmi mengumumkan kemitraannya dengan Alibaba untuk membawa layanan Apple Intelligence ke China, tapi Chairman Alibaba Joe Tsai sudah mengonfirmasi kerja sama tersebut pada Februari lalu.
Ini bukan satu-satunya masalah yang dihadapi Apple akibat hubungan AS dan China yang semakin tegang. Produsen iPhone itu juga menghadapi masalah tarik ulur tarif impor yang tidak kunjung selesai.