Equinix dan Astra International berkolaborasi menghadirkan data center baru di Jakarta, yakni JK1 Jakarta International Business Exchange (IBX). Data center ini dibangun dengan tujuan ingin mempercepat perkembangan artificial intelligence (AI) di Indonesia.
“Seiring dengan peluncuran JK1, kami tidak hanya membuka fasilitas. Kami tengah mengembangkan ekosistem mitra dan inovator untuk mempercepat AI di Indonesia dan membangun landasan peluncuran bagi inovasi dan kolaborasi di seluruh ekonomi digital yang menakjubkan ini,” kata Chief Business Officer Equinix, Jon Li, dalam acara peluncuran JK1 di Kuningan Barat, Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Jon Li menjelaskan, JK1 memiliki berbagai macam mesin pendingin yang canggih. Data center ini dibekali pendingin cair untuk mendukung beban kerja berdensitas tinggi dan mengelola secara efisien, yang katanya mampu meminimalkan dampak lingkungan dan memaksimalkan kinerjanya.
“Kami terus berinvestasi dalam teknologi canggih seperti pendinginan berdensitas tinggi dan sistem hemat energi untuk mendukung AI dan aplikasi lain yang mengonsumsi energi,” tambah Jon Li.
Sekjen Komdigi, Mira Tayyiba, mengatakan kehadiran JK1 dapat membuka peluang kolaborasi dengan pelaku usaha nasional mulai dari korporasi besar hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam memperkuat ekosistem digital. Ia melanjutkan, data center baru ini diharapkan menjadi pintu masuk strategi perusahaan teknologi dan secara global memperluas investasi.
“Indonesia memiliki keunggulan suplai air yang memadai dan akses energi kompetitif termasuk potensi besar energi hijau. Kami, Kementerian Komunikasi dan Digital, memandang bahwa momentum ini menandai babak baru kesiapan Indonesia untuk menjadi magnet utama investasi global di sektor pusat data,” tegas Mira.
Deputi Bidang Teknologi Informasi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Ricky Kusmayadi, pun turut mengapresiasi keputusan Equinix berinvestasi di Indonesia. Menurutnya ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengakselerasi transformasi digital sebagai salah satu sektor prioritas dalam mencapai target ekonomi 8%.
Ricky menyebutkan, Indonesia menjadi salah satu pemain kunci dalam mendorong pertumbuhan pusat data. Pada tahun 2028, diprediksi pusat data Indonesia bisa mencapai 936 megawatt, tumbuh lebih dari 210% dibandingkan kapasitas saat ini yang sekitar 430 megawatt.
“Dengan tingkat peminat yang tinggi, konektivitas, dan AI readiness yang baik serta gaya energi serta lahan yang terjangkau mendukung pertumbuhan pusat data di Indonesia. Selain itu, kebijakan negara, tetangga yang melakukan moratorium juga menjadi nilai positif bagi Indonesia,” ujar Ricky.
Dirinya pun meyakini investasi ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan, terhadap perekonomian pengembangan sumber daya manusia serta transformasi digital. Ricky juga berharap, dengan peluncuran data center pertama Equinix di Indonesia dapat menarik lebih banyak perusahaan multinasional ke Tanah Air, melalui internet digital yang saling terhubung secara global. Dengan begitu, hal tersebut dinilainya sanggup mendorong inovasi domestik dan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia.