Jet tempur buatan China yang dioperasikan oleh Pakistan, disebut menembak jatuh beberapa pesawat tempur India. Setidaknya ada satu jet tempur Rafale buatan Perancis menjadi korban.
Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar mengatakan ke parlemen bahwa jet tempur jenis J-10C buatan China menembak jatuh jet India. Berarti hampir dapat dipastikan pelaku serangan ini adalah J-10C, bukan jet JF-17 yang juga buatan China seperti yang dilaporkan sebelumnya.
“Jet tempur kami menembak jatuh tiga Rafale India. Jet tempur kami adalah J-10C,” cetus sang menteri yang dikutip infoINET dari Yahoo News, Jumat (9/5/2025).
Menurut Reuters, dua pejabat Amerika Serikat mengonfirmasi Pakistan menggunakan jet China untuk menembakkan rudal udara ke udara yang menjatuhkan setidaknya dua pesawat India. Setidaknya satu dari pesawat itu adalah jet tempur Rafale buatan Prancis. Adapun klaim Pakistan bahwa 3 unit Rafale dijatuhkan masih belum jelas.
Seorang pejabat Prancis juga mengatakan ke CNN bahwa jet Rafale Prancis yang dioperasikan India telah ditembak jatuh oleh angkatan udara Pakistan. Adapun India membantah atau menolak mengomentari penembakan jatuh jetnya, khususnya Rafale.
Bentrokan antara dua negara tetangga bersenjata nuklir itu menandai pertama kalinya sistem persenjataan canggih China berhadapan dengan sistem persenjataan negara-negara Barat. Laga ini akan berdampak besar pada industri persenjataan dan reputasi global masing-masing negara.
Misalnya, Prancis mungkin harus membahas bagaimana jet Rafale ditembak jatuh oleh pesawat tempur China. Pakar intelijen juga membahas kinerja rudal udara ke udara PL-15 China yang mungkin dipakai untuk menembak Rafale. Para blogger China menyoroti jangkauan rudal PL-15E, yang diyakini digunakan J-10C melawan jet India.
“PL-15E jangkauannya 150 kilometer. Dengan radar array, rudal ini dapat mengunci dan menembak jatuh jet tempur canggih seperti Rafale dan SU-30MKI India dalam pertempuran,” klaim mereka. Sebelumnya juga ada laporan bahwa PL-15 yang dipakai Pakistan identik dengan yang dipakai militer China dengan jangkauan sekitar 200 km.
China telah menjadi pemasok senjata terbesar bagi Pakistan, menyediakan sekitar 82% dari impor senjatanya antara tahun 2019-2023, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.
China menganggap Pakistan sebagai sekutu dekat. Pihak di India pun sebelumnya menilai Pakistan memperoleh J-10C hanya untuk melawan Rafale India. Pada tahun 2022, seorang analis militer China populer, Shi Hong, mengatakan kepada Global Times mengenai kekuatan J-10C.
“J-10C jauh lebih kuat daripada jet tempur F-16 buatan AS milik Angkatan Udara Pakistan dan dapat menyaingi jet tempur Rafale yang baru-baru ini mulai beroperasi dengan Angkatan Udara India,” klaim dia.
Chengdu J-10C Vigorous Dragon sendiri adalah pesawat tempur multiperan generasi 4,5 buatan Chengdu Aircraft Industry Group di China. Dirancang terutama untuk jet tempur superioritas pertempuran udara ke udara, pesawat ini kemampuannya kadang dibandingkan dengan F-16 Fighting Falcon milik Amerika Serikat
J-10C diklaim punya kemampuan manuver dan kelincahan sangat baik dalam pertempuran, dengan mesin WS-10B buatan China. Ia dilengkapi radar Active Electronically Scanned Array (AESA), dengan kemampuan deteksi, pelacakan, dan penargetan yang ditingkatkan dalam semua kondisi cuaca.
Ia juga dibenamkan avionik canggih dan sistem peperangan elektronik terintegrasi untuk mengganggu radar musuh dan melawan ancaman elektronik. Jet ini juga semi siluman, meski tidak secanggih jet tempur generasi kelima.
J-10C memiliki muatan total sekitar 6.000 kg, termasuk rudal udara ke udara PL-10 (berpemandu IR) dan PL-15 (BVR) canggih dengan jangkauan lebih jauh, kemampuan serangan presisi dengan amunisi berpemandu, dan rudal anti kapal untuk serangan maritim.