Cakupan sinyal 5G di Indonesia terbilang masih kecil, yakni 4,44%, padahal jaringan seluler generasi kelima itu sudah hadir sejak pertengahan 2021. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komidigi) mempunyai rencana untuk memperluas jaringan 5G tersebut di Tanah Air.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi Wayan Toni Supriyanto mengatakan bahwa pemerintah saat ini fokus pada tiga aspek untuk dapat memperluas cakupan konektivitas 5G ini, yaitu spektrum frekuensi radio, infrastruktur, dan regulasi.
“Dari aspek spektrum frekuensi radio, akan dilelang empat pita frekuensi di mana satu pita frekuensi untuk fixed broadband berbasis 5G, sedangkan tiga pita frekuensi selebihnya adalah untuk mobile broadband berbasis 5G,” kata Wayan sebagaimana dikutip dari Antara, Jumat (2/5/2025).
Lelang frekuensi radio yang dijadwalkan berlangsung di 2025 ini terdiri dari empat pita frekuensi, di antaranya pita frekuensi 1,4 GHz untuk layanan fixed broadband, sementara sisa tiga lainnya ialah spektrum 700 MHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz untuk layanan seluler.
Dengan dilepasnya empat spektrum frekuensi tersebut, diharapkan konektivitas 5G bisa semakin merata setelah pelelangan usai dan meningkatkan cakupannya di Indonesia.
Aspek kedua yang disiapkan ialah regulasi. Hal ini juga akan berkaitan dengan pelelangan spektrum frekuensi yang akan dilakukan terutama untuk penyelenggara telekomunikasi seluler.
Salah satu kebijakan yang dikembangkan ialah terkait insentif diharapkan dapat membantu penyelenggara telekomunikasi mengembangkan jaringan 5G dengan lebih optimal.
“Kebijakan insentif juga dalam waktu yang tidak terlalu lama diharapkan dapat segera ditetapkan, agar memberikan ruang pembiayaan lebih bagi operator seluler sehingga mampu menggelar jaringan 5G dengan masif,” kata Wayan.
Kebijakan lainnya yang disiapkan oleh Komdigi ialah pembentukan peta jalan atau roadmap infrastruktur digital yang holistik untuk jangka panjang mencakup berbagai sisi mulai dari hulu hingga hilir.
Terakhir, aspek yang menjadi perhatian Komdigi dalam memeratakan 5G di Indonesia ialah dengan berfokus pada pembangunan infrastruktur digital.
Menurut Wayan pada aspek ini pemerintah menggenjot penggelaran jaringan fiber optik (FO) atau dikenal juga sebagai jaringan tulang punggung yang memiliki stabilitas paling baik.