Jet Tempur Andalan AS Jatuh dari Kapal Induk, Rp 1 Triliun Lenyap

Posted on

Jet tempur F/A-18 Super Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat hilang tenggelam di laut setelah jatuh dari kapal induk USS Harry S. Truman. Jet tempur buatan Boeing itu cukup mahal dan menjadi salah satu senjata andalan militer AS.

Seorang pejabat AS mengatakan laporan awal dari tempat kejadian menyebut Truman berbelok tajam untuk menghindari tembakan kelompok Houthi di Yaman, menyebabkan jet tempur tersebut jatuh ke laut. Houthi mengklaim meluncurkan serangan drone dan rudal terhadap USS Harry S. Truman, yang saat ini berada di Laut Merah.

Kapal induk Angkatan AS itu, dengan bobot hampir 100.000 ton, memiliki kemampuan manuver yang luar biasa untuk ukurannya. Didukung dua reaktor nuklir yang menggerakkan empat poros baling-baling, kapal induk kelas Nimitz seperti Truman dapat mencapai kecepatan lebih dari 34 mph.

Dalam kejadian itu, seorang pelaut mengalami cedera ringan. “F/A-18E sedang ditarik di hanggar ketika kru yang bergerak kehilangan kendali atas pesawat. Pesawat dan traktor penarik jatuh ke laut,” kata pernyataan itu. Satu jet tempur F/A-18 berharga lebih dari USD 60 juta atau di kisaran Rp 1 triliun.

Boeing F/A-18E dan F/A-18F Super Hornet adalah serangkaian pesawat tempur multiperan supersonik Amerika bermesin ganda. Pesawat tempur serang ini mampu melakukan misi udara-ke-udara dan udara-ke-darat/permukaan

Dirancang dan awalnya diproduksi oleh McDonnell Douglas, Super Hornet pertama kali terbang tahun 1995. Produksi dimulai pada awal tahun 1997 sebelum mencapai produksi tingkat penuh pada bulan September 1997, setelah penggabungan McDonnell Douglas dan Boeing bulan sebelumnya.

Grup Serang Kapal Induk Truman dikerahkan di Timur Tengah dan berada di Laut Merah saat insiden itu. Memang Truman berulang kali diserbu Houthi. Februari silam, ia tabrakan dengan kapal dagang di dekat Mesir. F/A-18 lain dari Truman juga pernah salah ditembak jatuh oleh kapal USS Gettysburg di Laut Merah bulan Desember. Kedua pilot berhasil melontarkan diri.

Kapal-kapal Angkatan Laut AS lainnya di wilayah tersebut juga telah diserang Houthi. Awal 2024, sebuah kapal perusak AS di Laut Merah harus menggunakan sistem senjata jarak dekat Phalanx, pertahanan terakhirnya terhadap serangan rudal, ketika rudal jelajah yang ditembakkan Houthi hampir menghantamnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *