Pada tahun 2016, Mark Zuckerberg dan istrinya, Priscilla Chan, mendirikan sekolah gratis untuk keluarga berpenghasilan rendah di East Palo Alto, California, masih satu area dengan markas Meta.
Sekolah bernama The Primary School itu didirikan di bawah yayasan amal Chan Zuckerberg Initiative (CZI) yang bertujuan untuk menggabungkan layanan kesehatan dan pendidikan untuk siswa dari lahir hingga sekolah menengah atas.
Namun pekan lalu, The Primary School tiba-tiba mengumumkan akan berhenti beroperasi di akhir tahun ajaran 2025-2026. Pihak sekolah tidak memberikan penjelasan yang lengkap, namun mereka menyebut penutupan ini merupakan keputusan yang sulit untuk diambil.
Menurut laporan dari San Francisco Standard dan New York Times, ratusan orang tua dari murid-murid yang bersekolah di The Primary School diberi tahu bahwa sekolah itu tutup karena CZI menarik dukungan dan dananya.
Carson Cook, Senior Manager of Strategy and Advancement The Primary School mengatakan pihak sekolah mulai mengabari orang tua soal penutupan ini sejak Kamis kemarin dan percakapan itu masih berlanjut.
“Di The Primary School, model kami selalu mempertimbangkan kebutuhan seluruh keluarga secara hati-hati dan kami ingin melakukan yang terbaik untuk memastikan semua anak dan pengasuhnya mendapatkan dukungan,” kata Cook, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (26/4/2025).
“Dan saya rasa yang ingin kami katakan adalah hal itu tidak berubah,” sambungnya.
Soal klaim tentang kekurangan dana, San Francisco Chronicle melaporkan sumbangan yang diterima The Primary School turun dari USD 8 juta pada tahun 2022 menjadi USD 3,7 juta pada tahun 2023.
Perwakilan CZI mengatakan keputusan untuk menutup The Primary School diambil oleh dewan direksi, namun mereka tidak menjawab pertanyaan tentang pendaan untuk sekolah. CZI berencana menyumbangkan USD 50 juta untuk keluarga dan komunitas yang terdampak oleh penutupan sekolah.
CZI sendiri bar-baru ini mengalami serangkaian perubahan yang signifikan. Pada Februari lalu, organisasi ini memangkas upaya internal dan eksternal terkait keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI).
Meta, perusahaan besutan Zuckerberg, juga melakukan hal yang sama untuk mendukung kebijakan anti-DEI yang dipromosikan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.