Meskipun mata gamer kini tengah tertuju ke Nintendo Switch 2, tapi beberapa tahun lalu tak sedikit dari mereka yang dilema menentukan pilihannya pada versi lama. Jadi 2019, Switch V2 rilis, dengan sedikit peningkatan dari versi pertamanya.
Gamer pun mempertanyakan, memang apa sih perbedaan Nintendo Switch V1 dan V2? Nah pada dasarnya, pemain bakal kesulitan membedakan kedua perangkat ini kalau hanya diletakkan berdampingan, kecuali langsung melihat nomor modelnya.
Keduanya memiliki bentuk yang mirip. Ketika menghadirkannya, Nintendo tidak memberikan perubahan yang terlalu signifikan terhadap Switch V2.
Lalu pada 8 Oktober 2021, Nintendo Switch OLED diluncurkan. Kedatangannya ini cukup ramai menjadi perbincangan, tapi memang pertanyaan besarnya adalah apa perbedaan besar yang dibawanya.
Mengusung nama OLED, pemain pun sudah sadar betul kalau panel handheld gaming ini sudah bukan IPS lagi. Layarnya akan memberikan kualitas gambar yang lebih memukau dibandingkan versi satu dan dua.
Namun apakah memang hanya itu? Berikut penjelasan singkatnya, sebagaimana dirangkum infoINET dari berbagai sumber, Rabu (16/4/2025).
Peningkatan terbesar yang diberikan Nintendo mengacu pada baterainya. Untuk lebih jelasnya, berikut bahasan singkat soal perbedaan Nintendo Switch V1 dan V2 serta OLED.
Sebagai konsol hibrida yang dapat dihubungkan ke TV atau digunakan sebagai perangkat portabel, Nintendo Switch mendapat banyak kritik karena daya tahan baterai yang kurang memuaskan. Untuk V1 hanya bisa menyala kurang lebih 6,5 jam atau 2,5 jam bila speaker dan kecerahan dinaikkan ke batas maksimum.
Sementara Nintendo Switch V2 dan OLED memiliki baterai yang bisa bertahan sedikit lebih lama mencapai 4,5 hingga 9 jam. Cepat-lambatnya pengurangan daya tergantung pada pengaturan dan game yang dipilih gamer. Ambil contoh, gamer bisa memainkan The Zelda: Breath of the Wild selama lima jam setengah dengan sekali pengisian.
Diketahui kalau peningkatan terhadap ketahanan baterai paling banyak diminta. Apalagi menurut orang-orang mode genggam Switch menjadi salah satu keunggulan terbesar konsol ini dibandingkan pesaingnya, seperti PS5 dan Xbox Series X/S.
Nintendo Switch V2 dan OLED memiliki prosesor yang sama, yakni Nvidia Tegra X1 yang sudah perbarui. Chipset ini lebih kecil dan efisien daripada yang digunakan pada versi pertama.
Meskipun kinerja sebenarnya tidak terlalu banyak berubah, tapi prosesor tersebut membantu handheld gaming ini berjalan lebih dingin. Selain itu daya yang digunakan lebih sedikit.
Ada satu perbedaan utama lainnya selain baterai, yaitu mengacu pada layarnya. Nintendo Switch V2 bekerja sama dengan Sharp untuk membuat layarnya lebih terang, tapi di satu sisi tetap hemat energi dan enak dipandang.
Layar baru yang digunakan mampu menyuguhkan warna lebih hangat. Keterangan layar yang ditawarkan di V2 memberikan kenyamanan kepada gamer yang memainkan konsol ini di bawah sinar matahari. Namun di sini mereka masih menggunakan layar LCD.
Berbeda dengan versi terbarunya yang punya layar OLED dengan ukuran 7 inch. Tidak hanya lebih luas sudut pandangnya, tapi juga memberikan gambar yang kontras.
Apabila gamer melepas cangkang dari Joy-Con V2 dan OLED, lalu melihatnya ke dalam, maka akan menemukan beberapa perubahan. Salah satunya antenanya telah dipindahkan ke lokasi baru, sehingga mencegah masalah konektivitas yang pernah dialami Nintendo Switch V1.
Perbedaan terakhir paling terlihat ialah pada harga jual yang ditawarkan Nintendo kepada para penggemarnya. Tentunya dari ketiga perangkat ini, model OLED lebih mahal.
Namun sulit untuk menemukan model baru dari V1. Apabila mengintip di beberapa toko online, saat ini Switch V1 sudah sangat murah. Harga jualnya di pasaran berkisar antara Rp 1,5 juta – Rp 2,5 juta.
Sementara untuk Nintendo Swtich V2 dijual USD 299,99 atau sekitar Rp 5 juta. Sedangkan Nintendo Switch OLED dibanderol USD 349,99 atau sekitar Rp 5,8 juta.
Kurang lebih begitu penjelasan singkat mengenai perbedaan Nintendo Switch V1 dan V2 serta OLED.