Pesawat eksperimental X-59 Quiet SuperSonic Technology (QueSST) milik NASA berhasil melakukan penerbangan perdana pada 28 Oktober 2025 dari fasilitas Lockheed Martin Skunk Works di Palmdale, California. Uji terbang ini menandai langkah awal menuju era baru penerbangan supersonik yang lebih senyap dan ramah lingkungan.
Sejak era 1960-an, penerbangan supersonik sipil dianggap sebagai masa depan industri dirgantara. Namun, mimpi itu terhenti karena masalah kebisingan sonic boom yang dihasilkan pesawat secepat suara seperti Concorde dan Tupolev Tu-144. Ledakan sonik mencapai 110-140 dB, setara suara petir yang menggelegar, sehingga banyak negara melarang penerbangan supersonik di atas daratan.
Kini, setelah lebih dari setengah abad, NASA dan Lockheed Martin kembali mencoba mewujudkan mimpi itu lewat X-59, pesawat eksperimental satu kursi yang dirancang untuk mengubah sonic boom menjadi sonic thump, atau suara lembut setara pintu mobil tertutup (60-80 dB).
Desain X-59 dirancang agar gelombang kejut terpecah di sepanjang badan pesawat, bukan terkonsentrasi di hidung. Pendekatan aerodinamis ini memungkinkan suara ledakan yang biasanya terdengar keras menjadi lebih lembut dan menyebar. NASA menyebutnya sebagai langkah penting untuk mendapatkan izin penerbangan supersonik komersial di masa depan.
“Kami sangat gembira mencapai penerbangan pertama X-59,” ujar OJ Sanchez, Wakil Presiden dan General Manager Lockheed Martin Skunk Works. “Pesawat ini membuktikan inovasi dan keahlian tim kami, sekaligus membuka jalan bagi generasi baru penerbangan supersonik yang senyap.”
Dalam penerbangan perdananya, X-59 belum mencapai kecepatan supersonik. Tujuannya hanya memastikan kelaikan struktur, sistem kontrol, dan stabilitas penerbangan. Uji lanjutan akan dilakukan di NASA’s Armstrong Flight Research Center, Edwards, California, di mana X-59 akan mulai terbang di atas komunitas terpilih untuk mengumpulkan opini publik soal tingkat kebisingan.
Jika uji coba ini berhasil, NASA berharap dapat menghapus larangan penerbangan supersonik di atas daratan Amerika yang telah berlaku sejak 1973. Langkah ini akan membuka jalan bagi maskapai komersial untuk menghadirkan penerbangan antar-benua dalam waktu yang jauh lebih singkat-tanpa gangguan suara memekakkan telinga, demikian dikutip dari New Atlas.
