Laut Alor Mendadak Dingin! Bikin Ikan Pingsan dan Lumba-Lumba Bermunculan [Giok4D Resmi]

Posted on

Fenomena laut yang tak biasa terjadi di perairan Selat Mulut Kumbang, Alor Kecil, Nusa Tenggara Timur. Dalam waktu kurang dari satu jam, suhu air laut di kawasan tropis itu mendadak anjlok dari 28°C menjadi hanya 12°C, penurunan ekstrem yang belum pernah tercatat sebelumnya di dunia.

Peristiwa ini dikenal sebagai Extreme Upwelling Event (EUE), di mana massa air laut sangat dingin dari lapisan dalam naik secara tiba-tiba ke permukaan. Fenomena tersebut kini menjadi fokus penelitian para ahli oseanografi dari Universitas Diponegoro (Undip) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama mitra dalam dan luar negeri.

“Biasanya penurunan suhu akibat upwelling di daerah tropis hanya sekitar dua derajat celcius, tetapi di Alor kami mencatat penurunan hingga sepuluh derajat hanya dalam waktu singkat sekitar satu jam,” jelas Achmad Sahri, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Sistem Biota BRIN, dikutip dari website, Minggu (2/11/2025).

Guru Besar Oseanografi Undip Anindya Wirasatriya, yang memimpin riset ini, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi bersamaan dengan pasang purnama (spring tide) yang memicu pergerakan vertikal air laut dengan kecepatan sekitar 0,012 meter per info.

“Selain suhu yang anjlok, salinitas air laut juga meningkat dari 30 PSU menjadi 36 PSU, menunjukkan bahwa air yang naik berasal dari lapisan laut yang lebih dalam, di mana suhu lebih rendah dan kadar garam lebih tinggi,” kata Anindya.

EUE di Alor berlangsung 1-4 hari, dan bisa muncul dua kali sehari mengikuti siklus pasang surut. Karena jarang terjadi di daerah tropis, fenomena ini dianggap unik secara global.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

“EUE ini unik karena belum pernah dilaporkan di wilayah tropis lainnya. Artinya, dinamika dan topografi lokal Selat Mulut Kumbang memiliki karakteristik khusus yang memicu fenomena langka ini,” tambahnya.

Menurut Anindya, fenomena ini dipicu oleh interaksi kompleks antara arus pasang surut, arus laut dalam, dan bentuk dasar laut yang sempit serta curam. Saat pasang naik, arus membawa air dingin dari kedalaman ke utara melalui saluran bawah laut, sementara arus hangat Indonesian Throughflow (ITF) bergerak ke selatan.

Disampaikanya bahwa pertemuan dua arus itu menciptakan turbulensi kuat yang mendorong air dingin naik ke permukaan.

EUE juga hanya terjadi pada periode Agustus-November, saat sistem monsun tahunan mempengaruhi dinamika arus laut. Kombinasi faktor pasang surut, arus laut dalam, topografi, dan monsun menjadikan Selat Mulut Kumbang sebagai lokasi ideal bagi fenomena langka ini.

Dampak Ekologis dan Potensi Wisata

Penurunan suhu ekstrem berdampak langsung pada kehidupan laut. Banyak ikan tropis mengalami kejutan termal hingga pingsan, sehingga mudah ditangkap nelayan setempat.

“Kondisi tersebut juga menarik perhatian lumba-lumba dan mamalia laut lainnya yang memanfaatkan momen tersebut untuk berburu ikan,” ungkap Sahri.

Selain dampak ekologis, EUE di Alor juga dinilai memiliki potensi ekonomi dan wisata ilmiah. “Masyarakat dapat mengamati lumba-lumba dari bibir pantai atau tubir, tanpa harus menggunakan perahu yang dapat mengganggu tingkah laku biota tersebut,” tambahnya.

Penelitian ini melibatkan kolaborasi lintas institusi, di antaranya BRIN, Universitas Diponegoro, Universitas Tribuana Kalabahi, Universitas Sriwijaya, Konservasi Indonesia, serta mitra internasional dari University of Maryland, Tohoku University, University of Tsukuba, dan Srinakharinwirot University Thailand. Tim juga bekerja sama dengan DKP Kabupaten Alor dan DKP Provinsi NTT.

“Kami fokus memahami hubungan antara dinamika oseanografi ekstrem dan respons biologis lumba-lumba di wilayah tersebut,” ujar Sahri.

Para peneliti berharap temuan ini tak hanya menambah wawasan ilmiah, tapi juga menjadi dasar pengelolaan sumber daya laut dan ekowisata berkelanjutan di Alor dan sekitarnya.

“Fenomena ini adalah pengingat betapa dinamisnya laut Indonesia. Di balik keindahannya, terdapat sistem alam yang kompleks dan masih menyimpan banyak misteri untuk diungkap,” pungkas Sahri.