Burung Macaw Spix sudah dinyatakan punah di alam liar. Kini ada harapan baru, setelah telur spesies tersebut berhasil menetas di sebuah kebun binatang di Eropa.
Burung macaw Spix (Cyanopsitta spixii) adalah burung beo biru cemerlang yang dulunya asli hutan tropis kering di timur laut Brasil. Dengan bulu biru cerah dan kepala abu-abu-biru pucat, burung yang mencolok ini paling dikenal sebagai inspirasi film animasi Rio tahun 2011.
Melansir IFL Science, burung ini secara resmi dinyatakan punah di alam liar sekitar tahun 2018 atau 2019. Meskipun begitu, burung liar spesies ini terakhir terlihat pada tahun 2000.
Saat ini, sejumlah kecil burung macaw Spix hanya bertahan hidup di penangkaran atau ditempatkan di kebun binatang.
Salah satu fasilitas tersebut adalah Pairi Daiza, sebuah kebun binatang swasta yang terletak di Hainaut, Belgia. Tiga burung macaw Spix dipamerkan, sementara sembilan lainnya tinggal di kandang burung khusus milik pribadi sebagai bagian dari program pengembangbiakan internasional.
Selama masa pemeliharaan mereka di kebun binatang, burung-burung ini telah bertelur 100 butir, tetapi tidak ada yang pernah dibuahi. Akhirnya, kabar baik pun datang. Para penjaga burung sangat gembira ketika mengetahui telur ke-101 mereka telah dibuahi. Keberhasilan ini mereka yakini berkat perubahan pola makan burung-burung tersebut baru-baru ini.
Telur tersebut segera diambil dari sarangnya, karena induk macaw yang baru pertama kali menetas biasanya kesulitan merawat telur. Telur itu kemudian diserahkan kepada tim spesialis burung langka.
Berbuah hasil, perhatian mereka mengantarkan menetasnya telur tersebut pada pagi hari tanggal 21 September 2025. Sejak saat itu, tim ahli burung telah memberi makan anak burung tersebut setiap dua jam sepanjang hari, siang dan malam.
“Memberi makan anak burung setiap dua jam memang melelahkan, tetapi juga sangat memotivasi, karena kami tahu kami benar-benar memegang masa depan salah satu spesies paling terancam punah di dunia di tangan kami,” ujar Thomas Biagi, penjaga burung langka di Pairi Daiza, dalam sebuah pernyataan.
Anak burung yang baru lahir saat ini tidak memiliki bulu biru khasnya. Cenderung masih botak.
Dia juga tidak akan dilepasliarkan kembali ke alam liar, ia akan tumbuh menjadi pembiak utama dalam program ini. Tujuannya membantu memperluas populasi bersama anak-anak burung lainnya yang diperkirakan akan lahir di tahun-tahun mendatang.
Bersama ICMBio (Institut Konservasi Keanekaragaman Hayati Chico Mendes, Brasil) dan Kebun Binatang São Paulo, Pairi Daiza berupaya membangun populasi yang beragam secara genetik, dengan tujuan jangka panjang untuk mendukung kelangsungan hidup spesies tersebut.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Burung macaw Spix telah dilepasliarkan ke alam liar di Brasil sebagai bagian dari program reintroduksi, dengan burung pertama dilepasliarkan pada Juni 2022. Namun, program tersebut dihentikan tanpa pemberitahuan sebelumnya, sehingga masa depannya tidak menentu. Spesies ini masih secara resmi diklasifikasikan sebagai ‘punah di alam liar’ oleh Daftar Merah IUCN, per Oktober 2025.
Meskipun masa depan masih jauh dari pasti, Hatchling 101 diharapkan dapat memainkan peran penting dalam upaya berkelanjutan untuk memulihkan populasi macaw Spix yang stabil di habitat aslinya.
