Grab Gandeng 5 Startup Untuk Wujudkan Netralitas Karbon di 2040

Posted on

Program akselerator startup kepunyaan Grab bertajuk Grab Ventures Velocity (GVV), resmi menggandeng lima perusahaan rintisan untuk mewujudkan target netralitas karbon pada 2024.

Rivana Mezaya, Director, Digital & Sustainability, Grab Indonesia, mengungkapkan program dari GVV kali ini punya tema berbeda. Sekarang, pihaknya ingin fokus pada startup yang memiliki inovasi untuk mendukung sustainable future.

“Jadi yang lebih ke sustainability gitu temanya ya. Ini sejalan dengan komitmennya Grab untuk ESG goalsnya ya. 2040 karbon netral dan juga tentunya program pemerintah ya untuk bisa net zero di 2060,” kata Rivana dalam acara Tech in Asia Conference 2025 di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Rivana menyebutkan, melalui program ini, startup yang terpilih akan diberikan akses ke leader bisnis di Indonesia untuk mentoring, workshop, leadership training dan sebagainya. Selain itu, dirinya juga menyinggung satu hal yang berbeda pada program GVV batch 8, yaitu melaksanakan pilot project dengan Grab.

Jadi mereka yang terpilih boleh melakukan product testing atau thesis testing di ekosistemnya Grab. Lima perusahaan rintisan ini dapat melakukannya kepada pengguna, driver, merchant atau dengan bisnis Grab yang lain.

“Ini yang biasanya mungkin beda dengan program akselerator lain,” ujar Rivana.

Lanjut, Rivana mengungkapkan bahwa tahun ini ada sekitar 180 pendaftar. Namun dari situ hanya lima yang terpilih, di antaranya Sirsak, Rekosistem, Liberty Society, Jejakin, dan Casion.

Rivana mengaku, sebelum akhirnya memilih kelimanya, pertama-tama pihaknya melihat bisnis modelnya. Dirinya harus memastikan, apakah bisnis modelnya cukup kuat dan memang memiliki inovasi di dalamnya, sehingga, berdasarkan hal tersebut bisa dinilai bagaimana keberlangsungan hidup startup ini ke depannya.

Kemudian faktor kedua yang dilihat GVV ialah founder-nya. Rivana menyampaikan, founder ini sangat menentukan terhadap kesuksesan startup yang dimilikinya. Si pemilik perusahaan rintisan akan dinilai bagaimana ia menjalankan usahanya untuk menuju kesuksesan.

“Lalu kita lihat juga ada kecocokan dengan grab-nya juga. Karena akhirnya kan kita akan pilot project, ya jadi kita juga mencari mungkin yang bisalah pilot project di ekosistem kita,” ucap Rivana.

Selain itu, Rivana menambahkan, minimal sekali pendanaan awal dari startup yang akan dipilih sudah jelas. Menurutnya, saat seed funding sudah teratasi, berarti perusahaan itu sudah lewat dari market fit. Lanjut, dirinya bilang, kalau produk sudah siap dipakai dan berkembang, di situ lah GVV mulai masuk.

“Jadi kita tinggal bukain kan ekosistem. Grab kan penggunanya banyak, drivernya banyak, merchantnya banyak. Nah kalau kita bukain ke yang banyak ini, bagaimana kamu bisa memanfaatkannya untuk berkembang? Karena pasti masukannya beda ya, tadinya mungkin mereka dari yang penggunanya segini, jadi di expose ke yang lebih besar lagi, tau-tau dapet feedback, oh ini ternyata kurang ini, kurang itu. Nah itu justru yang dicari oleh startup ini untuk memperbaiki inovasinya, untuk berkembang terus,” pungkasnya.