Kacamata Lari Tunanetra & Detektor Tanah Menang Inovator Muda Samsung

Posted on

Inovator muda, tidak berhenti berkarya. Enam tim remaja di Indonesia menang sebagai inovator muda Samsung.

Mereka adalah para pemenang dari Samsung Solve for Tomorrow (SFT) 2025. Ini adalah program yang mendorong generasi muda untuk menciptakan solusi inovatif melalui teknologi guna menjawab tantangan sosial di sekitar mereka.

“Kemampuan dari para peserta ini luar biasa hebatnya, bagaimana empati bisa bergabung dengan teknologi. Ini adalah hasil dari kerja keras, bukan hanya kompetisi tapi juga memberikan pelajaran dan dorongan. Dari ide kecil di ruang kelas menjadi inspirasi buat begitu banyak orang di sekitar kita,” kata Head of Corporate Citizenship Samsung Indonesia, Enita Pramono dalam acara pengumuman pemenang program SFT di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Ada dua tema global yaitu Environmental Sustainability via Technology dan Social Change Through Sport & Tech: For Education & A Better Future. Enam tim terbaik dari dua kategori berhasil terpilih berkat ide-ide orisinal dan dampak nyata yang ditawarkan.

“Samsung Solve for Tomorrow 2025 bukan hanya perlombaan, ini adalah gerakan yang mendorong inovasi untuk memberi dampak nyata bagi masyarakat. Kami ingin karya kami menjadi bagian dari perubahan, dari Indonesia untuk dunia,” kata Anthony Edbert Feriyanto, perwakilan tim Labmino.

Acara ini turut dihadiri Head of Product Integration Group Samsung R&D Institute Indonesia, Banu Pribadi; Tenaga Ahli Wamendiktisaintek, Soeparto; Stafsus Menag Bidang Kerukunan, Layanan Keagamaan, Pengawasan dan Kerjasama Luar Negeri Kemenag, Gugun Gumilar dan Stafsus Mendikdasmen Bidang Tranformasi Digital dan Kecerdasan Buatan Kemendikdasmen, Muhammad Muclas Rowi.

“Program Samsung Solve for Tomorrow memberikan ruang bagi pelajar untuk berpikir kritis dan berinovasi dalam menghadirkan solusi bagi masyarakat,” kata Muhammad Muchlas Rowi.

Dari kategori pendidikan tinggi, Tim Labmino dari Universitas Indonesia (UI) jadi juara pertama lewat RunSight, kacamata pintar berbasis AI yang membantu pelari tunanetra berlari lebih aman dengan panduan suara real-time. Tim Hackie Chan dari Universitas Brawijaya (Unibraw) membuat Pantara, platform digital berbasis AI untuk membantu manajemen bahan pangan segar dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sementara tim KYGB dari Universitas Bina Nusantara (Binus) Alam Sutera menghadirkan Gesti Talk, aplikasi penerjemah bahasa isyarat berbasis AI untuk mendukung komunikasi teman-teman tuli di ruang publik.

Dari kategori SMA tim Fungaes dari SMAN Unggulan MH Thamrin jadi juara pertama lewat MycoSense, sistem pemantauan kualitas tanah berbasis jaringan jamur alami dan Edge-AI untuk pertanian berkelanjutan. Tim TIMSES dari MAN 2 Kota Malang jadi juara kedua dengan EcoZone, sistem pengolahan limbah cair industri pertanian berbasis electro-ozonation dan IoT. Tim R2045 NEST-X dari MAS International Technonatura juara ketiga dengan Kandang H.I.J.A.U, inovasi peternakan ayam otomatis berbasis smart sensor dan tenaga surya yang ramah lingkungan.

“Melalui SFT, kami mendapatkan pengalaman yang sangat berkesan. Dengan latar belakang yang belum berpengalaman dalam machine learning maupun IoT, kami belajar dan berkembang,” kata Talita Almira Salsabila dari Tim Fungaes.

“Langkah Samsung melalui program Solve for Tomorrow patut diapresiasi karena memberikan ruang bagi generasi muda untuk menyalurkan ide dan kepedulian sosial melalui teknologi,” kata Gugun.

Tim Labmino dari UI dan Tim KYGB dari Binus akan lanjut ke kompetisi tingkat Asia Tenggara dan Oseania (SEAO) untuk membawa semangat inovasi Indonesia ke panggung dunia. Tim terbaik dari wilayah tersebut berpeluang menjadi SFT Global Ambassador di Olimpiade Musim Dingin 2026 yang terdiri dari 10 tim terbaik dari seluruh dunia.

Dari kategori pendidikan tinggi, Tim Labmino dari Universitas Indonesia (UI) jadi juara pertama lewat RunSight, kacamata pintar berbasis AI yang membantu pelari tunanetra berlari lebih aman dengan panduan suara real-time. Tim Hackie Chan dari Universitas Brawijaya (Unibraw) membuat Pantara, platform digital berbasis AI untuk membantu manajemen bahan pangan segar dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sementara tim KYGB dari Universitas Bina Nusantara (Binus) Alam Sutera menghadirkan Gesti Talk, aplikasi penerjemah bahasa isyarat berbasis AI untuk mendukung komunikasi teman-teman tuli di ruang publik.

Dari kategori SMA tim Fungaes dari SMAN Unggulan MH Thamrin jadi juara pertama lewat MycoSense, sistem pemantauan kualitas tanah berbasis jaringan jamur alami dan Edge-AI untuk pertanian berkelanjutan. Tim TIMSES dari MAN 2 Kota Malang jadi juara kedua dengan EcoZone, sistem pengolahan limbah cair industri pertanian berbasis electro-ozonation dan IoT. Tim R2045 NEST-X dari MAS International Technonatura juara ketiga dengan Kandang H.I.J.A.U, inovasi peternakan ayam otomatis berbasis smart sensor dan tenaga surya yang ramah lingkungan.

“Melalui SFT, kami mendapatkan pengalaman yang sangat berkesan. Dengan latar belakang yang belum berpengalaman dalam machine learning maupun IoT, kami belajar dan berkembang,” kata Talita Almira Salsabila dari Tim Fungaes.

“Langkah Samsung melalui program Solve for Tomorrow patut diapresiasi karena memberikan ruang bagi generasi muda untuk menyalurkan ide dan kepedulian sosial melalui teknologi,” kata Gugun.

Tim Labmino dari UI dan Tim KYGB dari Binus akan lanjut ke kompetisi tingkat Asia Tenggara dan Oseania (SEAO) untuk membawa semangat inovasi Indonesia ke panggung dunia. Tim terbaik dari wilayah tersebut berpeluang menjadi SFT Global Ambassador di Olimpiade Musim Dingin 2026 yang terdiri dari 10 tim terbaik dari seluruh dunia.