Ilmuwan Temukan Serangga Utuh Berusia 112 Juta Tahun

Posted on

Para ilmuwan telah menemukan serangga prasejarah yang terawetkan dalam amber atau resin pohon untuk pertama kalinya di Amerika Selatan. Penemuan ini memberikan gambaran sekilas baru tentang kehidupan di Bumi pada masa ketika tumbuhan berbunga baru mulai berdiversifikasi dan menyebar ke seluruh dunia.

Banyak spesimen yang ditemukan di tambang batu pasir di Ekuador berasal dari 112 juta tahun lalu. Menurut Fabiany Herrera, kurator fosil tumbuhan di Field Museum di Chicago dan salah satu penulis studi yang diterbitkan di jurnal Communications Earth and Environment, setidaknya enam jenis artropoda ditemukan terawetkan.

Hampir semua endapan amber yang diketahui dari 130 juta tahun terakhir berada di Belahan Bumi Utara dan sudah lama menjadi misteri bahwa para ilmuwan hanya menemukan sedikit di wilayah selatan yang dulunya merupakan superbenua Gondwana. Ini menandai pertama kali peneliti mengidentifikasi kumbang, lalat, semut, dan tawon purba dalam resin pohon yang membatu di Amerika Selatan.

“Potongan-potongan amber ini adalah jendela kecil ke masa lalu,” kata Perez-de la Fuente, ahli paleoentomologi di Universitas Oxford. Dia menambahkan penemuan ini akan membantu peneliti memahami interaksi yang berkembang antara tanaman berbunga dan serangga yang hidup selama era dinosaurus.

Para peneliti menemukan ratusan fragmen amber, beberapa di antaranya berisi serangga purba, serbuk sari, dan daun pohon, di sebuah tambang batu pasir di Ekuador. Penemuan ini memberikan bukti bahwa daerah tersebut dulunya merupakan ekosistem hutan yang lembap.

Namun, hutan hujan saat ini sangat berbeda dari yang pernah dijelajahi dinosaurus itu. Berdasarkan analisis fosil dalam amber, hutan hujan purba tersebut mengandung tanaman tidak biasa, yang tidak lagi tumbuh di Amazonia. “Itu adalah jenis hutan yang berbeda,” kata peneliti.

Endapan ambar sebelumnya telah diketahui oleh para ahli geologi dan penambang yang bekerja di lokasi. Ilmuwan Carlos Jaramillo di Smithsonian Tropical Research Institute pertama kali mendengarnya sekitar satu dekade lalu dan mulai mencari lokasi persisnya.”Saya pergi ke sana dan menyadari tempat ini luar biasa,” kata Jaramillo.

Mereka akan terus menganalisis endapan ambar untuk mempelajari lebih lanjut keanekaragaman hayati era Kapur, termasuk serangga yang berkontribusi pada evolusi dengan memakan tumbuhan berbunga. “Saat itulah hubungan antara tumbuhan berbunga dan serangga dimulai. Dan itu ternyata menjadi salah satu kemitraan paling sukses di alam,” cetus Perez yang dikutip infoINET dari CBS.