Cyber Breaker Competition Season 2: Edukasi Keamanan Siber Lewat Esports

Posted on

Dunia keamanan siber di Indonesia tengah mengalami transformasi menarik dengan hadirnya Cyber Breaker Competition (CBC) Season 2.

Digagas oleh Peris.ai Cybersecurity bersama Team RRQ, ajang ini bukan sekadar kompetisi Capture The Flag (CTF), tetapi dikemas dengan konsep esports dan edutainment, sehingga bisa dinikmati lebih luas oleh masyarakat, mahasiswa, hingga komunitas gamer.

Tahun 2025, tercatat 619 peserta dari berbagai daerah di Indonesia ikut ambil bagian. Jumlah tersebut menunjukkan meningkatnya minat terhadap kompetisi keamanan siber, sekaligus menegaskan besarnya peluang untuk membangun talenta digital nasional.

Deden Gobel, CTO Peris.ai Cybersecurity, menegaskan bahwa CBC adalah cara baru mengedukasi publik tentang keamanan digital. “Keamanan siber bukan hanya teknis, tapi bisa dikemas menarik agar generasi muda lebih antusias mempelajarinya,” katanya, dalam keterangan yang diterima infoINET.

CBC Season 2 menghadirkan format berlapis mulai dari Qualification, Swiss Stage, Knockout, hingga Grand Final offline. Menariknya, sistem pertandingan 2 vs 2 dipilih agar peserta tidak hanya diuji dari sisi teknis, tetapi juga kerja sama tim. Format ini sekaligus menambah daya tarik penonton, mirip dengan atmosfer kompetisi esports profesional.

Grand Final berlangsung 13-14 September 2025 di CBC Arena, Auditorium Cyber UNAS, Jakarta Selatan, dengan siaran langsung yang menjangkau lebih dari 3.500 audiens digital di seluruh Indonesia.

Kehadiran pejabat tinggi negara turut menegaskan pentingnya acara ini. Deputi Bidang Keamanan Siber & Sandi Perekonomian BSSN, Slamet Aji Pamungkas, menilai CBC membuat dunia keamanan siber lebih menarik karena dipadukan dengan hiburan esports.

“Saya berharap semakin banyak talenta cyber security, karena Indonesia harus mengembangkan SDM agar bisa mengamankan negeri ini dari serangan dalam maupun luar,” ujarnya.

Sementara itu, Muhammad Neil El Hima, Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Kemenparekraf, menekankan bahwa keamanan siber jangan hanya dilihat sebagai cost, tetapi juga peluang industri.

“Mulai dari individu bisa berkembang jadi perusahaan, hingga industri tersendiri. Kami mendorong dari sisi itunya,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Andrian Pauline (Pak AP), CEO Team RRQ, melihat esports sebagai pintu masuk anak muda ke dunia digital. Kolaborasi ini, menurutnya, memperluas ekosistem talenta siber nasional.

CBC Season 2 juga mendapat dukungan sponsor lintas industri, mulai dari East Ventures sebagai mitra ekosistem startup, ASUS ROG sebagai official gaming gear partner, hingga Asteria Cyberindo Pratama dan Snowman. Dukungan tersebut menunjukkan bagaimana keamanan siber semakin terintegrasi dengan ekosistem digital yang lebih luas.

Sebagai kompetisi cyber esports pertama di Indonesia, CBC menandai babak baru dalam upaya membangun kapasitas talenta digital. Dengan menggabungkan atmosfer esports dan semangat edutainment, ajang ini tidak hanya melatih skill teknis, tetapi juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya keamanan data di era digital.

Lebih jauh, Cyber Breaker Competition diharapkan bisa menjadi model kompetisi berkelanjutan yang memperkuat ekosistem siber nasional. Indonesia kini memiliki peluang besar melahirkan talenta baru yang mampu bersaing di tingkat global sekaligus memperkenalkan keamanan siber sebagai bagian dari industri kreatif digital.