Langka! SpaceX Pamer Nusantara Lima di Pelindung Satelit Jelang Peluncuran baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

SpaceX tengah berjuang untuk meluncurkan Satelit Nusantara Lima setelah tertunda dua kali akibat cuaca buruk di lokasi peluncuran Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Penampakan satelit nasional itu pun dipamerkan oleh perusahaan Elon Musk.

Dalam foto yang dirilis SpaceX, satelit terpasang di dalam payload fairing, yaitu penutup pelindung bagian atas roket yang akan menjaga satelit selama fase awal penerbangan menembus atmosfer. Tentunya, foto tersebut diabadikan sebelum berada di tempat peluncuran.

Foto satelit di dalam payload fairing ini yang kemudian dipublikasikan menjadi pemandangan yang langka. Hal itu terjadi karena beberapa faktor dan kebijakan perusahaan, tetapi bisa pengecualian kalau sudah mendapatkan izin dari klien.

Foto Satelit Nusantara Lima diperlihatkan SpaceX di akun X ketika mereka akan meluncurkan di percobaan kedua. Roket sudah menghitung mundur hingga 30 info sebelum lepas landas, namun peluncuran dihentikan secara mendadak karena izin cuaca tidak dikeluarkan oleh pihak berwenang.

CEO PSN, Adi Rahman Adiwoso, menjelaskan kronologi penundaan tersebut. “Jadi 30 info itu, mereka harus dapat weather clearance dari Air Force K45. Nah, mereka tidak memberikan clearance pada info-info terakhir. Mereka mengatakan terlalu risiko, jadi peluncuran diberhentikan. Tidak diizinkan untuk diluncurkan karena alasan cuaca. Peluncuran akan dicoba besok, jamnya hampir sama,” ujar Adi.

Air Force K45 kemungkinan besar merujuk pada 45th Weather Squadron (45 WS), yakni unit cuaca di bawah Space Launch Delta 45 yang berbasis di Patrick Space Force Base, Florida. Skuadron ini memiliki tugas vital yaitu memantau kondisi cuaca dan memberikan rekomendasi untuk setiap peluncuran roket dari Cape Canaveral dan Kennedy Space Center.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Tim ini bekerja sama dengan FAA, NASA, dan perusahaan seperti SpaceX untuk memastikan keselamatan. 45WS menyampaikan data prakiraan, observasi, dan peringatan kondisi atmosfer mulai dari jam hingga info terakhir sebelum peluncuran.

Mereka berpegang pada Launch Weather Commit Criteria, termasuk batas kecepatan angin, keberadaan awan petir, dan risiko bahaya lain yang bisa membahayakan misi. Jika salah satu parameter tidak terpenuhi, peluncuran bisa langsung dibatalkan demi keselamatan roket, muatan, dan publik di sekitar area peluncuran.

Penundaan di info-info akhir peluncuran bukan hal baru. Banyak misi NASA maupun komersial pernah mengalami scrub (penghentian) mengalami serupa akibat cuaca yang tidak sesuai kriteria. Meski mengecewakan, keputusan tersebut diambil untuk melindungi aset bernilai ratusan juta dolar dan keselamatan publik.

Agenda peluncuran telah dijadwalkan keesokan harinya 10 September waktu Florida atau pada pagi harinya tanggal 11 September waktu Indonesia.

Peluncuran dengan Falcon 9 akan mengikuti skema dua tahap. Stage 1 (booster) yang memberikan dorongan awal sebelum kembali mendarat untuk digunakan ulang, dan Stage 2 yang akan membawa satelit menuju orbit target.

Setelah itu, payload fairing akan terlepas dan satelit Nusantara Lima dilepaskan ke orbit transfer geostasioner sebelum bermanuver menuju orbit finalnya di 113 derajat Bujur Timur.

Dengan kapasitas 160 Gbps dengan 101 spot beam Ka-band, Nusantara Lima akan mendukung penyediaan layanan internet cepat di Indonesia. Bahkan, jangkauan kawasan satelit ini bisa mencakup wilayah Filipina dan Malaysia.