Boikot Spotify, Musisi Singgung Penderitaan di Gaza

Posted on

Spotify menghadapi kritik keras dan seruan boikot menyusul pengumuman CEO Daniel Ek tentang investasi sebesar USD 702 juta di Helsing, startup pertahanan Jerman yang berspesialisasi dalam drone tempur bertenaga AI dan software militer.

Keputusan yang diumumkan 17 Juni ini memicu kemarahan luas dari musisi, aktivis, dan pengguna media sosial yang menuduh Ek menyalurkan keuntungan dari layanan streaming musik ke industri militer.

Banyak yang mendesak pengguna membatalkan langganan layanan tersebut. Pemusik pun ramai-ramai melakukan hal yang sama, seperti Greg Saunier, pendiri band di Bay Area, California, yang terkenal, Deerhoof. Saunier menilai Helsing akan membuat korban perang semakin berjatuhan, seperti di Gaza.

“Setiap kali seseorang mendengarkan musik kami di Spotify, apakah itu berarti ada satu dolar lagi yang disedot untuk membuat semua yang telah kami saksikan di Gaza lebih sering dan menguntungkan?” kata Saunier dalam sebuah wawancara dengan Los Angeles Times yang dikutip infoINET.

“Kami tidak butuh waktu lama untuk memutuskan sebagai sebuah band bahwa jika Daniel Ek semakin gencar dalam perang AI, kami harus keluar dari Spotify. Itu bahkan bukan pengorbanan yang besar bagi kami,” katanya.

Sebuah band kecil memang takkan berdampak banyak perkiraan pendapatan kuartal Spotify sebesar USD 4,8 miliar. Namun, hal itu tampaknya menginspirasi orang lain. Beberapa musisi berpengaruh kemudian meninggalkan layanan tersebut, mengecam Ek karena menginvestasikan kekayaan pribadinya ke perusahaan senjata AI.

Label elektronik Amsterdam, Kalahari Oyster Cult, cabut dari Spotify. “Kami tidak ingin musik kami berkontribusi atau menguntungkan platform yang dipimpin oleh seseorang yang mendukung alat-alat perang, pengawasan, dan kekerasan,” tulis mereka.

Yang paling signifikan, band rock Australia King Gizzard & the Lizard Wizard, grup yang sangat populer, mengatakan akan menarik puluhan album dari Spotify. “CEO Spotify Daniel Ek berinvestasi jutaan dolar dalam teknologi drone militer AI. Kami baru saja menghapus musik kami dari platform itu,” tulis mereka.

Helsing adalah perusahaan teknologi pertahanan Jerman yang berbasis di Muenchen. Didirikan tahun 2021 oleh Torsten Reil, Gundbert Scherf, dan Niklas Köhler, perusahaan ini mengembangkan drone serang militer, sistem pengawasan bawah air, dan software AI yang dirancang untuk meningkatkan sistem persenjataan dan pengambilan keputusan di medan perang.

Tahun lalu, mereka mulai memproduksi lini drone militernya sendiri, disebut HX-2. Bisnis pertahanan dan teknologi telah menjadi area yang menarik bagi para investor akhir-akhir ini, di tengah konflik global besar, termasuk perang Ukraina dan Rusia hingga Israel-Gaza.