Sebuah jet latihan militer F-7 BGI Angkatan Udara Bangladesh jatuh di kampus Sekolah dan Perguruan Tinggi Milestone di lingkungan Uttara, Dhaka, pada Senin, 21 Juli 2025, mengubah hari sekolah biasa menjadi tragedi mengerikan. Insiden ini merenggut sedikitnya 19 nyawa, dengan lebih dari 50 orang, termasuk anak-anak, dirawat di rumah sakit akibat luka bakar parah.
Berikut spesifikasi teknis jet F-7 BGI dan kronologi kecelakaan yang mengejutkan ini:
F-7 BGI, yang merupakan varian dari Chengdu J-7 buatan Chengdu Aircraft Corporation China, adalah pesawat tempur ringan multiperan berbasis desain MiG-21 era Soviet. Varian ini dirancang khusus untuk Angkatan Udara Bangladesh dan mulai beroperasi pada 2013, dengan tambahan pengiriman pada 2022.
Bangladesh mengoperasikan 16 unit F-7 BGI untuk misi pelatihan dan pertahanan udara. Berikut spesifikasi utamanya:
Masud Tarik, seorang guru, menceritakan pengalamannya kepada AP News: “Saya mendengar ledakan. Ketika saya melihat ke belakang, yang saya lihat hanyalah api dan asap.” Struktur kampus rusak parah, meninggalkan lubang menganga dan jeruji besi yang hancur.
Bidhan Sarker, kepala unit luka bakar Rumah Sakit dan Perguruan Tinggi Kedokteran Dhaka, melaporkan seorang siswa kelas tiga meninggal dunia, sementara tiga lainnya—berusia 12, 14, dan 40 tahun—dirawat. “Sebagian besar korban luka bakar adalah mahasiswa, dan kondisi mereka kritis,” ujarnya.
Rafiqa Taha, siswa berusia 16 tahun, terkejut melihat tayangan kecelakaan di televisi. “Saya ketakutan menonton video di TV. Ya Tuhan! Itu sekolah saya,” katanya.
Saat kejadian, siswa sedang mengikuti ujian atau kelas reguler. Jumlah korban diperkirakan bertambah.
Militer Bangladesh mengonfirmasi kecelakaan tersebut melalui pernyataan resmi: “Pesawat latih F-7 BGI jatuh di Uttara setelah lepas landas.” Penyebab pasti masih diselidiki, dengan dugaan awal mengarah pada kerusakan mekanis.
Kepala pemerintahan sementara Bangladesh, Muhammad Yunus, menyebut kehilangan ini “tidak dapat diperbaiki” dan menetapkan 22 Juli sebagai hari berkabung nasional. Ia menjanjikan bantuan serta tindakan yang diperlukan bagi keluarga korban.
Petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan api di reruntuhan pesawat, sementara penyelidikan menyeluruh telah dimulai. Tragedi ini memunculkan kekhawatiran akan kelayakan operasional pesawat tua seperti F-7, yang telah beberapa kali mengalami kecelakaan di Bangladesh dan negara lain, meninggalkan duka mendalam bagi komunitas sekolah dan masyarakat luas.
Spesifikasi Teknis F-7 BGI
Kronologi Kecelakaan
Masud Tarik, seorang guru, menceritakan pengalamannya kepada AP News: “Saya mendengar ledakan. Ketika saya melihat ke belakang, yang saya lihat hanyalah api dan asap.” Struktur kampus rusak parah, meninggalkan lubang menganga dan jeruji besi yang hancur.
Bidhan Sarker, kepala unit luka bakar Rumah Sakit dan Perguruan Tinggi Kedokteran Dhaka, melaporkan seorang siswa kelas tiga meninggal dunia, sementara tiga lainnya—berusia 12, 14, dan 40 tahun—dirawat. “Sebagian besar korban luka bakar adalah mahasiswa, dan kondisi mereka kritis,” ujarnya.
Rafiqa Taha, siswa berusia 16 tahun, terkejut melihat tayangan kecelakaan di televisi. “Saya ketakutan menonton video di TV. Ya Tuhan! Itu sekolah saya,” katanya.
Saat kejadian, siswa sedang mengikuti ujian atau kelas reguler. Jumlah korban diperkirakan bertambah.
Militer Bangladesh mengonfirmasi kecelakaan tersebut melalui pernyataan resmi: “Pesawat latih F-7 BGI jatuh di Uttara setelah lepas landas.” Penyebab pasti masih diselidiki, dengan dugaan awal mengarah pada kerusakan mekanis.
Kepala pemerintahan sementara Bangladesh, Muhammad Yunus, menyebut kehilangan ini “tidak dapat diperbaiki” dan menetapkan 22 Juli sebagai hari berkabung nasional. Ia menjanjikan bantuan serta tindakan yang diperlukan bagi keluarga korban.
Petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan api di reruntuhan pesawat, sementara penyelidikan menyeluruh telah dimulai. Tragedi ini memunculkan kekhawatiran akan kelayakan operasional pesawat tua seperti F-7, yang telah beberapa kali mengalami kecelakaan di Bangladesh dan negara lain, meninggalkan duka mendalam bagi komunitas sekolah dan masyarakat luas.