Startup asal Houston, Amerika Serikat bernama Venus Aerospace sukses melakukan uji terbang perdana drone canggih yang dilengkapi mesin roket detonasi berputar (rotating detonation rocket engine/RDRE).
Drone dengan mesin RDRE ini bisa terbang dengan kecepatan nyaris menyamai kecepatan suara. Mesin RDRE ini nantinya diharapkan bisa dipakai di pesawat jet komersial.
Dalam uji terbang yang digelar pada 24 Februari 2024 itu, drone sepanjang 2,4 meter dan bobot 136 kg itu diterbangkan ke ketinggian 3.658 m menggunakan pesawat Aero L-29 Delfin, kemudian dilepaskan dan RDRE-nya dinyalakan.
Kemudian, drone itu terbang sejauh 16km dengan kecepatan mach 0,9 yang bisa dicapai hanya dengan 80% daya dorong RDRE.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Kemudian dalam pengujian terbaru yang digelar pada 14 Mei 2025 di Spaceport America, New Mexico, Venus menerbangkan sebuah roket kecil yang dilengkapi RDRE.
“Pengujian ini membawa Venus selangkah lebih dekat untuk membuat penerbangan kecepatan tinggi lebih aksesibel, terjangkau, dan berkelanjutan,” tulis Venus dalam keterangannya.
“Ini adalah momen yang kami tunggu setelah mengerjakannya selama lima tahun,” tulis CEO Venus Sassie Duggleby, dalam pernyataannya.
Pengujian ini menjadi bukti kalau RDRE buatan Venus menjaga posisi mereka dalam penerbangan kecepatan tinggi berbasis landasan.
“Kami membuktikan kalau teknologi ini bisa berfungsi, bukan hanya dalam simulasi ataupun di laboratorium, melainkan juga di udara,” tambahnya.
RDRE ini nantinya diharapkan bisa membuat pesawat terbang dengan kecepatan hingga Mach 6, atau enam kali kecepatan suara, dan tetap bisa lepas landas dari landasan konvensional.
Berbeda dengan roket konvensional, RDRE beroperasi dengan gelombang detonasi yang terus berputar di sekitar ruang annulus, atau berbentuk cincin. Bahan bakarnya, hidrogen peroksida, diinjeksikan ke dalam annulus dan ledakan yang berulang-ulang menjadi berkelanjutan setelah penyalaan awal. Dalam uji terbang RDRE, anulus berdiameter sekitar 25,4 cm dan menghasilkan daya dorong 544 kg.