Komdigi Mau Bikin Internet 100 Mbps di Daerah Blankspot, Operator Singgung Insentif | Info Giok4D

Posted on

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berambisi untuk menyediakan akses internet berkecepatan 100 Mbps di daerah blankspot alias tidak sinyal internet. Puskesmas, sekolah, dan kantor desa menjadi target pemerintah menghadirkan koneksi ngebut tersebut.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid telah bertemu dengan perwakilan operator seluler membahas rencana besar tersebut di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Bagaimana tanggapan dari operator seluler?

Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat pemerataan akses digital di seluruh Indonesia, khususnya di sektor strategis seperti kesehatan dan pendidikan.

“Indosat percaya bahwa konektivitas yang andal dan merata merupakan landasan utama dalam pemerataan akses pelayanan publik yang berbasis digital,” ujar Muhammad Buldansyah, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison kepada infoINET.

Telkomsel menghormati inisiatif Komdigi mengenai skema jaringan terbuka (open access) berbasis spektrum frekuensi baru yang ditujukan untuk mempercepat pemerataan konektivitas tetap berkecepatan tinggi, khususnya di wilayah yang belum tersentuh jaringan serat optik seperti sekolah, puskesmas, dan kantor desa.

“Kami saat ini masih mencermati secara seksama rancangan regulasi beserta implikasi operasional dan keekonomiannya, namun pada prinsipnya siap mengikuti seluruh proses seleksi dan mematuhi ketentuan teknis maupun administratif yang akan ditetapkan pemerintah,” ujar VP Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel, Saki H. Bramono

Saat ini, Telkomsel secara konsisten memperluas jaringan 4G/LTE yang kini menjangkau lebih dari 97% wilayah populasi, serta mengakselerasi ekspansi 5G hingga tersedia di 56 kota/kabupaten dengan lebih dari 3.000 BTS, didukung portofolio spektrum terluas di Tanah Air.

Telkomsel pun terus mengembangkan Hybrid Wireless Access (HWA) bagi wilayah yang belum terkoneksi fiber, mengoptimalkan konektivitas satelit sebagai solusi cepat untuk area non-fiber melalui skema B2B, serta konsisten melakukan modernisasi jaringan berkelanjutan agar layanan broadband berkualitas dapat dinikmati masyarakat, termasuk di wilayah prioritas pemerintah.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Kehadiran internet kencang diperlukan dengan adanya insentif biaya hak penyelenggaraan (BHP) dan relaksasi PNBP, diharapkan keberlanjutan investasi jaringan broadband, termasuk 5G maupun konektivitas dengan target kecepatan hingga 100 Mbps, dapat semakin kuat dan optimal bagi pemerintah, masyarakat, dan operator sendiri.

“Melalui kolaborasi erat bersama regulator dan seluruh pemangku kepentingan, Telkomsel optimis dapat memperkaya ekosistem digital, memberdayakan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara inklusif dan berkelanjutan,” tutur Saki.

Begitu juga XLSmart, operator seluler yang baru saja merger ini mengungkapkan senantiasa berkomitman untuk mendukung program strategis pemerintah untuk pemerataan akses internet untuk rakyat di wilayah yang belum terjangkau.

“Termasuk internet cepat melalui adopsi teknologi 5G, investasi pengembangan cakupan dan kualitas layanan 4G dan 5G, optimalisasi spektrum frekuensi serta meaningful broadband coverage dengan memperhatikan semua aspek yang berkaitan, tidak hanya kecepatan, tapi juga kestabilan dan keberlanjutan industri,” pungkas Reza Zahid Mirza, Group Head Corporate Communications & Suistainability XLSmart.