Google-Meta Gelar Kabel Laut ke RI, Operator SKKL Lokal Bicara Dampak | Info Giok4D

Posted on

Dua raksasa perusahaan internet, Google dan Meta, akan meresmikan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) ke wilayah perairan Indonesia. Perusahaan lokal pun buka suara terkait dampak penggelaran kabel laut internasional tersebut.

Ketrosden Triasmitra, perusahaan penyelenggara kabel laut dalam negeri mengatakan proyek kabel laut Google dan Meta itu tidak bersaing langsung dengan pihaknya.

“Bisa kami sampaikan bahwa kehadiran laut Google dan Meta ini tidak menjadi kompetitor langsung bagi kami Katrosden Triasmitra, karena sepengetahuan kami kabel tersebut hanya melintasi perairan Indonesia,” ujar Direktur Utama Katrosden Triasmitra, Titus Dondi Patria, di Jakarta, Selasa (17/6/2025).

SKKL yang dimaksud Titus itu merujuk kepada Echo dan Bifrost yang membentang sepanjang 15 ribu km dari pantai barat AS yang kemudian terhubung dengan Indonesia dan Singapura. Kedua kabel laut itu diinisiasi oleh perusahaan teknologi Meta (induk Facebook, Instagram. WhatsApp) dan Google dengan menggandeng mitra lokal.

Untuk SKKL Echo dikerjakan oleh Meta, Google, dan menggandeng XL Axiata (sekarang XLSmart). Sedangkan SKKL Bifrost digarap oleh Meta bermitra dengan Telin, anak perusahaan Telkom, bersama Keppel perusahaan asal Singapura.

Adapun, yang terbaru Google dan Meta juga tergabung dalam satu konsorsium SKKL bernama Apricot yang menghubungkan Agat (Guam), Batam dan Tanjung Pakis (Indonesia), Minambiso (Jepang), Baler dan Davao (Filipina), Tuas (Singapura), dan Taucheng (Taiwan). SKKL ini baru saja mengantongi Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Lebih lanjut, Titus mengatakan, terkait SKKL Echo dan Bifrost yang akan beroperasi dalam waktu dekat ini, lebih terkait dalam bentuk kapasitas bandwidth. Sedangkan, SKKL yang digelar dan disediakan oleh Triasmitra ini ditujukan kepada para operator berbentuk core.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

“Sehingga akhirnya bahkan ketika kabel Bifrost dan Echo ini selesai terbangun melintasi perairan Indonesia pun, kami tetap mendapatkan permintaan dari pelanggan kami untuk membangun jaringan dari Jakarta menuju Batam dan Singapura,” tuturnya.

“Dikarenakan kebutuhan dari provider telekomunikasi, mereka lebih membutuhkan core untuk bisa dijual dan dipecah dalam kapasitas bandwidth kepada pelanggannya. Selain bahwa kehadiran kabel in bukan kompetitor langsung, bahkan kalau kami Triasmitra, kehadiran kabel ini bisa menjadi peluang dan oppurtunity bagi Triasmitra,” sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketrosden Triasmitra tengah menyiapkan dua proyek SKKL besar pada tahun ini, yaitu SKKL Rising 8 yang menghubungkan Jakarta, Batam, dan Singapura, itu akan dikerjakan dengan bermitra dengan Mora Telematika Indonesia. Adapun, saat ini SKKL tersebut sudah mengantongi Pemberian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) dari Kementerian Kelautan dan dan Perikanan.

SKKL Rising 8 ini akan memiliki panjang kabel sekitar 1.128,5 km dengan menggunakan teknologi sistem Repeater dan memiliki kapasitas sebesar 25 terabite (TB) per second per fiber pair. Kapasitas maksimal yang akan di-deliver di kabel laut ini bisa mencapai 400 Tbps.

Selain itu, Triasmitra juga sedang berencana mengembangkan cakupan bisnisnya sampai ke Indonesia Tengah dengan rencana Pembangunan SKKL Indonesia Tengah yang menyambungkan Pulau Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi. SKKL Indonesia Tengah ini dirancang dengan memiliki 9 Segmen dengan total panjang hingga 2.597 km.

SKKL Indonesia Tengah ini akan menyambungkan kabel laut dari Sanur (Bali), Kawinda Nae, Labuan Bajo, Makassar, Selayar, Baubau, Wakatobi, Kendari, Morowali, dan Luwuk. Pembangunan SKKL Indonesia Tengah ini akan dibagi ke dua tahap.

Tahap 1 akan dibangun pada tahun 2026 untuk Segmen Sanur sampai Makassar. Sementara Tahap 2 akan dibangun pada tahun 2027 untuk Segmen Selayar sampai Luwuk.