China Tuding Taiwan Lancarkan Serangan Siber

Posted on

Badan Keamanan Publik China menyebut adanya serangan siber terhadap sebuah perusahaan teknologi China yang dilakukan oleh Pemerintah Taiwan.

Serangan siber ini, menurut China, dilancarkan oleh sindikat hacker yang dibekingi oleh Partai Demokrat Progresif (Demoratic Progressive Party.DPP) Taiwan. Pernyataan ini dikeluarkan oleh pemerintah provinsi Guandong, dan berdasarkan investigasi awal dari pihak kepolisian.

Sebagai informasi, DPP adalah partai mayoritas di pemerintahan Taiwan. Menanggapi tudingan ini, National Security Bureau Taiwan, menyebut Partai Komunis China sebagai sumber ancaman keamanan informasi global, dan mengklaim informasi yang disebarkan soal serangan siber itu sebagai berita bohong.

Sementara itu kantor berita China Xinhua melaporkan temuan investigasi polisi, yaitu adanya sindikat hacker yang mengincar sistem jaringan di lebih dari 10 provinsi di China dalam beberapa tahun terakhir. Target utamanya adalah sektor militer, energi, hydropower, transportasi, dan jaringan pemerintahan.

Xinhua, yang mengutip ahli keamanan siber, menyebut serangan itu masuk kategori tingkat rendah dari segi teknik, dan metode yang dipakai simpel dan mentah, demikian dikutip infoINET dari Reuters, Jumat (30/5/2025).

Sementara itu pihak berwajib di Taiwan menyebut Partai Komunis China sudah sejak lama melakukan praktik peretasan dan mencuri dana dari Taiwan, menyebarkan kabar bohong, dan melancarkan perang kognitif untuk mencoba menghancurkan infrastruktur penting Taiwan serta menciptakan perpecahan.

Pernyataan pemerintah China soal serangan siber dari Taiwan ini terbilang unik, karena biasanya China yang dituding melakukan aksi serangan siber. Termasuk pada 2024 lalu saat Microsoft menyebut China bakal mengganggu pemilu di tiga negara tersebut menggunakan konten bikinan kecerdasan buatan (AI).

Menurut Microsoft, saat ini China sudah menjajal metode tersebut untuk mengganggu pemilu presiden di Taiwan.

Beberapa geng penjahat siber yang terkait pemerintah China diperkirakan akan menargetkan sejumlah pemilu di beberapa negara pada 2024, dan Korea Utara juga disebut akan terlibat dalam gangguan tersebut, itulah yang ditulis Microsoft dalam laporan terbaru dari tim threat intelligence-nya.