Alasan Acer Luncurkan Cincin Pintar: Smartwatch Terlalu Banyak

Posted on

Acer terjun ke pasar wearable dengan produk baru berupa cincin pintar, yaitu Acer FreeSense. Petinggi perusahaan teknologi asal Taiwan itu pun mengungkap latar belakang terciptanya Acer FreeSense itu dan mengapa misalnya, memilih bentuk cincin, bukan gelang pintar atau smartwatch.

“Pada permulaan tahun ini, saya mengatakan tahun ini akan menjadi tahunnya aplikasi AI dan perangkat edge, pikirkan mengenai kekuatan AI yang luar biasa, namun bagaimana kita akan menggunakan kekuatan AI ini?” papar Allen Jong, President Acer Gadget di sela Computex 2025 yang tengah berlangsung di Taipei.

Perangkat egde itu merujuk pada perangkat komputasi seperti sensor IoT, gateway, dan perangkat seluler. Dari pemikiran tersebut, Acer akhirnya memutuskan untuk meluncurkan Acer FreeSense.

“Jadi ini adalah contoh dan permulaan perangkat Edge untuk aplikasi AI. Itulah latar belakangnya dan saya yakin akan ada lebih banyak perangkat seperti itu yang akan datang, tidak hanya oleh Acer tapi seluruh industri,” tambahnya.

“Perangkat wearable sampai cincin pintar akan terus terkoneksi dengan data dan menggunakan AI untuk menambah value dalam kehidupan sehari-hari. Jadi ini adalah visi kami,” lanjut Allen. Lalu mengapa yang dipilih adalah form factor cincin, bukan smartwatch misalnya?

“Karena sudah ada terlalu banyak jam, kami harus menemukan diferensiasi. Baru ada sedikit cincin pintar di dunia. Sebagian orang suka jam, sebagian suka cincin, jadi kami menawarkan variasi form factor, jadi setiap orang bisa menikmati AI,” pungkas Allen.

Memang masih sedikit perusahaan teknologi telah merilis cincin pintar semacam ini dan Acer tampaknya melihat peluang tersebut. Sekilas, wujud Acer FreeSense seperti cincin pada umumnya, namun di dalamnya ada beragam teknologi yang disertakan.

Berbicara mengenai desainnya, Acer FreeSense akan diluncurkan dalam tujuh ukuran yaitu 7 sampai 13 dan beratnya antara 2 sampai 3 gram. Sedangkan ketebalannya 2,6 mm. Daya tahan baterainya disebut bisa sampai empat hari.

Mengenai fungsinya, dengan sensor dan teknologi AI yang disertakan, Acer FreeSense bisa melacak detak jantung, heart rate variability (HRV), dan kadar oksigen dalam darah. Alat ini juga mengukur kualitas tidur pengguna. Pendek kata, mirip-mirip dengan perangkat wearable lain seperti smartwatch.

Saat ini, Acer FreeSense belum tersedia di banyak negara dan juga belum ada informasi kapan kira-kira akan masuk ke pasar Indonesia. Harganya sendiri dibanderol sekitar USD 199.