China meluncurkan 12 satelit pertama dari jaringan satelit superkomputer orbital di luar angkasa. Teknologi ini akan semakin memperkuat kemampuan negara itu di antariksa.
Perusahaan China Aerospace Science and Technology Corporation milik negara mengatakan bahwa 12 satelit itu sukses diluncurkan dari pusat peluncuran satelit Jiuquan di China utara dengan menggunakan roket Long March 2D pada tanggal 14 Mei 2025.
Satelit-satelit tersebut, dibuat oleh perusahaan ADA Space, Zhijiang Laboratory, dan Neijang High-Tech Zone, akan dapat memproses sendiri data yang mereka kumpulkan di luar angkasa, sehingga tidak lagi mengandalkan stasiun terestrial di Bumi untuk melakukannya.
Satelit-satelit tersebut merupakan bagian dari program Star Compute ADA Space. Masing-masing satelit punya model AI dengan 8 miliar parameter dan mampu melakukan 744 operasi tera per info (TOPS). Tujuan akhirnya nanti adalah memiliki jaringan ribuan satelit komputer super.
Dikutip infoINET dari The Verge, Senin (19/5/2025) satelit-satelit tersebut berkomunikasi satu sama lain dengan kecepatan hingga 100Gbps menggunakan laser, dan berbagi penyimpanan sebesar 30 terabyte di antara mereka.
Ke-12 satelit membawa muatan perangkat ilmiah, termasuk detektor polarisasi sinar-X untuk menangkap fenomena kosmik seperti semburan sinar gamma. Satelit-satelit tersebut juga mampu membuat data digital 3D yang dapat digunakan untuk keperluan seperti tanggap darurat dan pariwisata.
Manfaat memiliki komputer super berbasis ruang angkasa lebih dari sekadar menghemat waktu komunikasi, tapi juga menguasai industri masa depan. Transmisi satelit tradisional lambat, dan bahwa kurang dari 10% data satelit berhasil sampai ke Bumi, karena keterbatasan bandwidth dan ketersediaan stasiun darat.
“Pembangunan konstelasi pertama akan membangun jaringan komputasi masa depan, memenuhi permintaan komputasi real time di luar angkasa yang terus meningkat, dan membantu negara memimpin pembangunan infrastruktur komputasi ruang angkasa global, mengambil alih posisi komando di jalur industri masa depan,” cetus Kementerian Sains China.