Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengumumkan kapal perang perusak baru negara itu, yang tampaknya dapat meluncurkan rudal balistik nuklir. Kapal perang itu disebut kemajuan signifikan untuk memperkuat kemampuan militer Korut dan diklaim punya senjata terkuat.
Kim Jong Un dan beberapa pejabat Korut dilaporkan hadir dalam uji coba penembakan rudal dari kapal itu. Nama kapal perang seberat 5.000 ton ini adalah Choe Hyon, pejuang Korut pada masa penjajahan Jepang.
KCNA melaporkan Kim terkesan dengan serangan kuat dari kapal tersebut serta sistem pertahanan konvensionalnya. Kapal Choe Hyon ini rencananya akan dioperasikan tahun depan.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Kim Jong Un juga mengatakan waktunya telah tiba untuk mempercepat persenjataan nuklir angkatan laut demi kedaulatan maritim. Menurutnya, membuat kapal selam bertenaga nuklir akan menjadi langkah besar berikutnya bagi Korut.
Dikutip infoINET dari Sky News, Rabu (30/4/2025) kapal perusak serbaguna baru itu disebut-sebut sebagai yang pertama dalam kelas baru kapal perang bersenjata berat milik Korut.
Kapal ini diklaim dilengkapi senjata paling kuat dan dibangun hanya dalam waktu sekitar 400 hari. Choe Hyon dirancang membawa berbagai sistem persenjataan, termasuk senjata anti udara dan anti laut, serta rudal balistik dan jelajah berkemampuan nuklir.
Beberapa ahli mempertanyakan bagaimana negara yang tertutup dan miskin itu dapat mengembangkan kemampuan canggih seperti itu tanpa bantuan asing. Pejabat pertahanan Korea Selatan pun mengabarkan bahwa intelijen AS dan Korsel tengah memantau aktivitas Pyongyang ini.
Washington dan Seoul khawatir Rusia membantu ambisi nuklir dan militer Korea Utara. 38 North, sebuah lembaga pengamat Korut mengatakan bahwa Choe Hyon mungkin masih memerlukan banyak penyempurnaan sebelum dapat melaju dengan propulsi sendiri.
Citra satelit menunjukkan kapal itu menggunakan kapal lain untuk mendorongnya menuju dok terapung. Yang Moo jin, presiden Universitas Studi Korea Utara, menilai kapal perang baru tersebut adalah perwujudan tekad Korut untuk memperoleh kemampuan operasi laut lepas sehingga dapat melakukan misi di wilayah maritim yang jauh.