Salah satu kekuatan utama LG saat ini adalah produk-produk home appliances, atau produk elektronik rumah tangga. Namun persaingan di sektor ini terbilang tinggi, untuk itulah LG menerapkan sebuah strategi khusus agar bisa menguasai sektor ini.
Strategi tersebut adalah menawarkan pengalaman pengguna yang nyaman dan memuaskan lewat konsep “berpusat pada pelanggan”. Konsep ini diterapkan di setiap tahap desain untuk menciptakan produk yang diharapkan bisa memberikan pengalaman pengguna yang memuaskan.
“Kami membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, dan juga memaksimalkan nilai dari produk tersebut,” kata Chaerim Ji, Home Appliance Solution PR LG Electronics, dalam acara LG HS Asia Press Tour 2025 di Seoul, Korea Selatan, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, nilai dari sebuah produk itu harus dimaksimalkan karena konsumen sebenarnya mau mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli produk selama nilainya bisa dimaksimalkan.
Kawasan Asia pun menjadi bagian yang sangat penting bagi LG. Bukan cuma karena LG berasal dari Asia, namun Andrew Kim, leading sales & marketing division for Home Appliance Solutions untuk kawasan Asia, di sinilah tren itu bisa lahir.
“Inovasi bisa bertemu dengan kekayaan budaya yang sangat mendalam, dan tempat konsumen bisa terus menginspirasi kami dengan kebutuhan dan aspirasi mereka yang terus berkembang dengan cepat,” kata Andrew dalam sambutannya.
Selain itu, ada juga filosofi desain 3F, yaitu Fit, Feel, dan Finish, yang menjadi panduan utama mereka dalam menghasilkan perangkat yang inovatif.
Fit maksudnya adalah mendesain produk yang mulus dan seragam. Lalu Feel, di mana produk harus bisa memberikan operasional yang halus, serta mendapat respons yang memuaskan dari setiap komponennya. Kemudian terakhir Finis, yaitu menggunakan warna dan bahan yang cocok, untuk memberikan estetika yang konsisten.
Filosofi 3F ini sudah diterapkan sejak tahun 2001 dan kini menjadi bagian integral dari cara kerja LG di berbagai divisi.
Pada tahap perencanaan, perusahaan mengidentifikasi kekurangan model sebelumnya untuk perbaikan. Produk dievaluasi kembali berdasarkan standar ergonomis dan diuji menggunakan hingga 160 kriteria sebelum produksi massal.
Pengujian kualitas menyeluruh dilakukan untuk memastikan produk memenuhi standar keandalan. Jika terdapat masalah, penyebabnya dianalisis dan produk diuji ulang hingga memenuhi standar internal yang ketat. Data dari proses ini digunakan untuk meningkatkan desain di masa depan.