Apple Tambah Jumlah Produksi iPhone di Kuartal Kedua 2025

Posted on

Apple dilaporkan telah meningkatkan produksi iPhone dan iPad pada kuartal kedua tahun ini, dengan iPhone sebanyak empat juta unit dan iPad sebanyak 1,5 juta unit.

Ini adalah respons Apple terhadap ketegangan perang dagang antara China dan AS, dan perubahan kebijakan tarif oleh pemerintahan Donald Trump.

Untuk melawan kenaikan tarif yang akan datang, Apple akan meningkatkan produksi iPhone. Selain itu, raksasa teknologi asal Cupertino ini juga meningkatkan produksi iPad.

Dilansir infoINET dari Android Headlines, Sabtu (19/4/2025), menurut sebuah laporan dari Morgan Stanley, Apple telah meningkatkan produksi iPhone kuartal kedua dari 41 juta menjadi 45 juta unit.

Sedangkan untuk iPad, perusahaan ini telah meningkatkan produksi dari 11,5 juta menjadi 13 juta unit. Itu merupakan kenaikan masing-masing sebesar 15% dan 24% dari tahun ke tahun.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa strategi manufaktur baru Apple untuk Q2 merespons permintaan pelanggan untuk meningkatkan inventaris di tengah kebijakan tarif yang tidak pasti. Selain itu, kebijakan tarif pemerintah AS yang berubah-ubah dalam semalam telah meningkatkan ketidakpastian.

Perlu disebutkan bahwa Presiden AS Trump mengusulkan ‘tarif fleksibel’ untuk barang-barang seluler dan semikonduktor. Awal bulan ini, pemerintah AS mengumumkan bahwa mereka akan mengecualikan smartphone, semikonduktor termasuk SSD dan peralatannya, dan lainnya dari tarif resiprokal yang diberlakukannya.

Namun, Trump belum merinci tarif fleksibel yang tepat untuk produk-produk ini, dan itulah sebabnya perusahaan seperti Apple tampaknya mengambil tindakan pencegahan.

Keputusan Apple untuk meningkatkan produksi iPhone dan iPad akan memiliki implikasi yang signifikan terhadap rantai suplai perusahaan.

Pemasok Korea Selatan, termasuk Samsung Display, LG Display, dan LG Innotek, akan menjadi penerima manfaat terbesar. Perusahaan-perusahaan ini menyediakan banyak komponen untuk iPhone dan iPad.

Beberapa komponen terbesar termasuk layar dan modul kamera. Perusahaan-perusahaan yang disebutkan di atas akan mengalami peningkatan pendapatan pada Q2 tahun ini, berkat peningkatan produksi.

Meski begitu, Apple juga melakukan diversifikasi manufaktur untuk mengurangi risiko dari potensi kenaikan tarif. Menurut Nikkei Asia, Apple telah meminta para pemasok utama untuk memperluas produksi iPhone di India.

Selain itu, Apple juga telah menugaskan para pemasok untuk mengalihkan produksi MacBook dan iPad dari pasar AS ke Vietnam.

Khususnya, perusahaan ini telah merakit iPhone 16e di Brasil sejak awal. Hal ini menandai pergeseran dalam rencana manufaktur jangka panjang Apple. Secara keseluruhan, merek ini berencana untuk mengurangi ketergantungannya pada produksi di fasilitas China.