Vivo Vision Discovery Edition Hadir di Indonesia: Bisa Dicoba Gratis!

Posted on

Setelah resmi diperkenalkan di China pada Agustus 2025 bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-30 Vivo, headset mixed reality (MR) pertama dari Vivo, yaitu Vivo Vision Discovery Edition, kini tiba di Indonesia. Kabar baiknya, perangkat MR ini tidak dijual secara komersial di Tanah Air, tetapi masyarakat bisa mencobanya secara gratis di beberapa kota besar.

“Agustus lalu, saat kami merayakan anniversary ke-30, Vivo mencapai milestone baru dengan peluncuran headset mixed reality pertama kami, Vivo Vision Discovery Edition. Ini menandai langkah Vivo memasuki era baru, melebarkan sayap dari smartphone ke dunia mixed reality yang imersif,” ujar Alex Tiara, PR Manager Vivo Indonesia saat acara peluncuran Vivo X300 series di Jakarta.

Peluncuran Vivo Vision Discovery Edition bukan sekadar produk baru, melainkan pernyataan visi Vivo untuk masa depan, dengan teknologi dan manusia hidup berdampingan secara harmonis. Perangkat ini dibangun dengan sistem inovasi Vivo Blue Technology yang mengintegrasikan keahlian mendalam di bidang imaging, sensor, dan layar.

Berbeda dari headset MR lain yang sering terasa jauh dari kehidupan sehari-hari, Vivo Vision Discovery Edition dirancang ringan dan elegan untuk pemakaian harian. Bobotnya hanya 398 gram – lebih ringan dari rata-rata headset sejenis di industri.

Dimensinya kompak dengan tinggi 83 mm dan tebal 40 mm, dilengkapi zona penyangga wajah untuk distribusi beban merata, empat pelindung cahaya berbahan busa yang bisa diganti, serta tali cincin ganda (double loop band) yang dapat disesuaikan agar tetap stabil bahkan saat gerakan cepat.

Desain ergonomis ini memastikan kenyamanan jangka panjang, dengan foam padding khusus yang menyesuaikan berbagai bentuk wajah. Bagian depan headset berlapis kaca cermin dengan kamera dan sensor pelacakan, memberikan tampilan futuristik yang sekilas mirip Apple Vision Pro

Keajaiban utama terletak pada interaksi penggunanya. Melalui sistem operasi baru OriginOS Vision, Vivo menata ulang cara berinteraksi: dari mengetuk layar menjadi sekadar looking (melihat), pinching (mencubit), dan dragging (menyeret).

“Melalui sistem OriginOS Vision yang baru, kami menata ulang interaksi dari mengetuk layar cukup dengan looking, pinching and dragging. Dengan presisi pelacakan mata 1,5 derajat dan kebebasan 26 derajat, pengalaman gerakannya akan terasa sangat alami dan konten digital benar-benar menyatu dengan sekelilingan kamu,” jelas Alexa.

Untuk visual, Vivo membenamkan dua layar Micro-OLED binocular 8K beresolusi 3.840 x 3.552 piksel per mata, mendukung 94% DCI-P3 color gamut, sudut pandang 180 derajat, serta pengalaman imersif setara menonton layar 120 inch. Teknologi audio spasial turut menghadirkan pengalaman lebih nyata.

Performa ditopang platform Snapdragon XR2+ Gen 2 yang memastikan rendering mulus dan real-time, dikombinasikan sistem manajemen daya Blue Ocean untuk efisiensi baterai.

Fitur unggulan lainnya meliputi passthrough penuh warna dengan latensi hanya 13 ms, dukungan pemutaran video spasial, kontrol gestur tangan, pelacakan mata, penyesuaian diopter via lensa magnetik, serta kompatibilitas untuk game MR dan PCVR. Vivo juga menyediakan rangkaian aplikasi sehari-hari, mulai dari video dan gaming imersif, mobile cinema entertainment, hingga fitur produktivitas.

“Kabar baiknya, mulai 27 November 2025, Vivo Vision Discovery Edition akan resmi hadir untuk dicoba oleh masyarakat Indonesia. Diawali dari Jakarta, Surabaya, dan Medan,” ungkap Alex.

Spesifikasi