Generasi Z telah menjadi kekuatan politik yang serius di dunia, bahkan bisa mengganti pemerintahan di Nepal dengan mengandalkan teknologi digital. Pendidikan politik yang sesuai sangat dibutuhkan agar mereka kritis dan cerdas bersama gadget di tangan.
Salah satu kegiatan pendidikan politik digital ini diadakan di SMAN 97 Jakarta Selatan sebagai bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat Program S2 Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ).
“(Agar) Siswa dapat bersikap bijaksana dalam menerima berbagai informasi sehingga tidak berpikir secara cepat mempercayai tetapi berusaha untuk mencari sumber informasi lain sebagai pembanding,” kata Wakepsek SMAN 97 Jaksel, Tri Lastuti kepada infoINET.
Tim dari UPN VJ yaitu Ariel Azfar, Allymatul dan Fitraya Ramadhanny memberikan kegiatan edukasi berbentuk seminar interaktif kepada 30 siswa SMA terpilih pada Kamis, 23 Oktober 2025. Tema yang diangkat adalah ‘Membangun Generasi Cerdas Bermedsos dalam Mewujudkan Aktivisme Digital’.
Sebagai bagian dari gaya hidup digital, Gen Z juga terpapar dengan konten politik di medsos. Seminar ini mengajari bagaimana anak muda mendeteksi hoax, misinformasi dan disinformasi.
“Ini buat kasih tahu ke anak SMA pentingnya pakai medsos dengan cerdas, kritis, dan bertanggung jawab apalagi sebagai kaum terpelajar,” kata Allymatul, salah satu anggota tim mahasiswa S2 Ilmu Politik UPNVJ.
Para siswa juga belajar soal apa itu algoritma dan keluar dari jebakan echo chamber. Mereka pun tetap bisa kritis dan peduli dengan kondisi bangsa.
Tim mahasiswa UPNVJ ini membuat konsep JEMPOL, 5 prinsip cerdas bermedsos untuk Gen Z. JEMPOL adalah singkatan dari Jangan cepat percaya, Emosinya dijaga, Menyaring sebelum sharing, Pikirkan dampaknya, Olah dulu informasinya, Laporkan hoax dan misinformasi.
“Supaya pelajar terhindar dari provokasi yang memicu konflik di masyarakat dan bisa berinovasi untuk menjadikan ruang digital sebagai ruang aman untuk mengembangkan diri bagi pelajar,” kata Ariel Azfar, salah anggota tim lainnya.
Kegiatan ini disambut antusias dengan ramainya para siswa bertanya dan saling berbagi pengalaman. Mereka senang ada kegiatan ini dan merasa mendapatkan banyak pengetahuan baru.
“Saya dapat banyak pengetahuan baru, jadi tahu bedanya hoax dan misinformasi dan tahu cara menanggulanginya buat kita yang memakai medsos banget,” kata Carolina Nabilah, Ketua OSIS SMAN 97 Jaksel.
“Kita sebagai pelajar harus memilah, bagaimana menggunakan medsos seperti Tiktok dan Instagram dengan bijak dan tidak termakan disinformasi dan hoax,” kata Farrel Rafiftansyah, Ketua MPK SMAN 97 Jaksel.
