Pengamat Digital dan Keamanan Siber Alfons Tanujaya menyambut positif kehadiran fitur AI: Anti Scam/Spam besutan provider Tri. Menurutnya, fitur tersebut mampu memberikan perlindungan kepada para pengguna internet dari aksi-aksi tidak bertanggung jawab di internet.
“Ini (kehadiran fitur Tri AI: Anti Scam/Spam) merupakan hal yang menarik dan menunjukkan adanya kepedulian sosial dari provider terhadap penggunanya. Meskipun sejatinya penyedia layanan digital hanya menyediakan sarana komunikasi dan kontennya tidak mudah dikontrol baik karena terenkripsi atau aturan hukum,” kata Alfons kepada infocom, Sabtu (16/8/2025).
“Namun melihat adanya usaha provider mengidentifikasi aksi scam dan penipuan menunjukkan adanya kepedulian provider atas pelanggannya dan adanya keinginan melindungi pelanggannya,” sambungnya.
Menurutnya, kehadiran fitur tersebut juga mampu membuat para pengguna internet bisa mendapatkan deteksi dini ancaman scam atau spam serta mampu meningkatkan proteksi perlindungan kepada para pengguna.
Menariknya, fitur Tri AI: Anti Scam/Spam ini bisa mendeteksi dan memberikan peringatan dalam kategori warna berbeda ketika mendapat panggilan dari nomor telepon lainnya.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Panggilan aman akan ditandai warna tosca dengan notifikasi ‘Tri: Nomor Aman’, panggilan terindikasi spam akan muncul berwarna kuning dengan notifikasi ‘Tri: Nomor Tak Dikenal’, dan panggilan teridentifikasi scam akan diberi warna merah dengan notifikasi ‘Tri: Nomor Berisiko’.
Sedangkan, untuk pengamanan di SMS, Tri AI akan memberikan notifikasi apabila nomor tersebut terindikasi mencurigakan, pengguna akan menerima peringatan otomatis sehingga dapat segera mengambil langkah pencegahan.
Selain itu, produk anyar ini juga memiliki dua jenis yakni Basic dan Plus+. Keduanya memiliki manfaat yang berbeda-beda.
Khusus untuk Basic, semua pengguna Tri yang memiliki paket internet aktif apapun bisa mendapatkan fitur ini berupa notifikasi pada telepon dan peringatan pada SMS untuk nomor berpotensi gangguan atau ancaman.
Khusus untuk Plus+ memiliki perlindungan lebih dengan menyediakan tampilan peringatan SMS yang lebih jelas, pop up notifikasi telepon yang dikategorikan dengan warna berbeda, dan rangkuman riwayat panggilan yang bisa diakses di aplikasi Bima+. Fitur ini dapat dinikmati usai pelanggan mengaktifkan paket Tri mulai Rp 50.000.
“Jelas dengan adanya fitur identifikasi scam baik melalui suara atau teks akan menurunkan efektivitas scam,” ujarnya.
Dia mengatakan langkah deteksi dini semacam ini harusnya diikuti oleh seluruh provider telekomunikasi yang ada di Indonesia. Hal ini untuk menekankan jumlah korban dari aksi kejahatan scam/spam.
“Harusnya fitur ini tersedia di seluruh penyedia layanan seluler sehingga ranah internet Indonesia khususnya selular bisa lebih aman dan tidak menjadi rimba belantara mana kriminal bebas menjalankan aksinya,” ungkapnya.
“Deteksi dini ini harusnya bisa menekan tingginya korban scam. Namun harusnya hal ini diikuti dengan penegakan hukum atau identifikasi lebih dalam secara teknis. Misalnya provider mengidentifikasi penipu menggunakan layanannya dan bukan saja nomor yg di blokir tetapi lebih jauh lagi seperti Mac Address. Di mana jika Mac Address perangkat sudah teridentifikasi dengan pasti digunakan untuk kejahatan maka harusnya diblokir oleh SEMUA provider. Namun hal ini membutuhkan kerjasama semua provider atau Komdigi yg melakukan pengaturan untuk merealisasikan hal ini,” sambung Alfons.
Pentingnya Melindungi Pengguna Internet dari Ancaman Scam
Alfons menilai memberikan perlindungan terhadap pengguna internet dari ancaman scam merupakan yang hal yang perlu dilakukan. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan pengakses internet nomor 4 terbesar di dunia.
“Dengan meningkatnya penetrasi digital secara signifikan dimana Indonesia merupakan negara dengan pengakses internet nomor 4 di dunia. Otomatis ancaman terhadap pengguna layanan digital akan sangat tinggi,” jelasnya.
Selain menjadi pengguna internet terbesar, menurutnya, literasi digital masyarakat tergolong masih rendah. Hal ini lah yang menjadi celah bagi para pelaku scam/spam untuk melakukan aksinya. Apalagi aksi scam/spam dapat mengancam seluruh pengguna internet.
“Apalagi literasi digital masyarakat Indonesia relatif rendah dibandingkan negara lain. Sebenarnya yang menjadi sasaran scam adalah semua pengguna layanan digital. Tetapi karena umumnya generasi millennials dan lebih muda cukup fasih berselancar di dunia digital. Maka yang banyak menjadi korban scam digital adalah generasi yang lebih tua dari millennials,” jelasnya.
Selain itu, dia mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang rawan mengalami penipuan scam. Adapun faktor lainnya yakni terkait dengan timing yang pas.
“Pertama adalah scammer berhasil menghubungi korban pada saat yang tepat, contohnya ketika kita butuh kontak call center dan tanpa sadar menghubungi call center palsu. Maka dengan mudah akan termakan oleh jebakan scammer yang akan menggiring korbannya memberikan kredensial akun penting untuk transaksi finansial,” ungkapnya.
Selain itu, keluguan dari para pengguna internet juga kerap dimanfaatkan oleh para penipu untuk melakukan aksinya. Bahkan sifat lugu di media sosial bisa membuat para penipu menjadi lebih mudah dalam menguras uang korbannya.
“Faktor kedua adalah keluguan atau keserakahan korban yg di iming-iming keuntungan besar atau mendapat uang mudah seperti klik atau review dapat uang tapi kemudian ditawari paket investasi bodong,” tutupnya.