CEO Intel Lip-Bu Tan buka suara setelah didesak mundur oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump karena dituduh memiliki konflik kepentingan terkait hubungannya dengan perusahaan China.
Dalam memo internal untuk karyawan, Tan mengatakan ada banyak misinformasi yang beredar tentang pekerjaannya sebelum bergabung dengan Intel.
“Saya ingin menegaskan sepenuhnya: Selama lebih dari 40 tahun di industri, saya telah membangun hubungan di seluruh dunia dan di seluruh ekosistem yang beragam – dan saya selalu beroperasi mengikuti standar hukum dan etika tertinggi,” tulis Tan, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (9/8/2025).
Tan mengatakan Intel akan bekerja sama dengan Gedung Putih untuk menangani isu yang telah diangkat dan memastikan pemerintah AS mengetahui faktanya.
Ia menambahkan akan mendukung komitmen Trump untuk memajukan keamanan nasional dan ekonomi AS, dan dewan direksi Intel sepenuhnya mendukung rencana transformasi perusahaan.
Trump meminta Tan mundur lewat postingan di Truth Social, tidak lama setelah Senator Tom Cotton dari Partai Republik mengirimkan surat untuk Tan. Dalam surat tersebut, Cotton mengungkap kekhawatiran tentang keamanan dan integritas operasi Intel serta pekerjaan Tan sebelumnya di China.
Tan dikenal sebagai investor yang aktif menanamkan modal di sejumlah perusahaan China, termasuk SMIC yang merupakan produsen chip terbesar di Negeri Tirai Bambu. Investasi itu disalurkan lewat perusahaan modal ventura milik Tan.
Surat Cotton juga menyoroti kasus kriminal di Cadence Design Systems, perusahaan yang dipimpin Tan hingga tahun 2021. Pekan lalu, Cadence Design mengaku telah melanggar kebijakan ekspor AS dengan mengekspor alat desain semikonduktor ke universitas China yang memiliki hubungan erat dengan militer.
Tan ditunjuk sebagai CEO Intel pada Maret 2025, menggantikan Pat Gelsinger yang didepak oleh direksi pada Desember 2024 setelah gagal membangkitkan Intel dari kondisi yang terpuruk.
Stacy Rasgon, analis dari Bernstein mengatakan Intel yakin Tan tidak memiliki konflik kepentingan, tapi hubungannya dengan China merupakan hal yang negatif mengingat Trump saat ini menjawab sebagai presiden.
“Sayangnya, tidak seperti CEO teknologi lainnya, Lip-Bu tidak mampu membangun hubungan pribadi yang baik dengan Trump yang dapat membantu meredakan amarahnya,” tulis Rasgon.