Sektor Keuangan Indonesia Rugi Rp 700 Miliar Lebih Gegara Deepfake

Posted on

Allo Bank Indonesia dan Advance.AI menyoroti tingginya potensi ancaman penipuan berbasis deepfake di sektor keuangan nasional, terutama dalam proses verifikasi identitas digital dan onboarding nasabah.

Kolaborasi di antara keduanya, ingin mendorong kesadaran akan pentingnya keamanan digital di tengah pesatnya transformasi layanan perbankan.

Ganda Raharja Rusli, Director of Risk, Compliance, and Legal Allo Bank, menyebutkan bahwa meningkatnya penggunaan konten buatan AI seperti wajah sintetis, suara tiruan, dan dokumen palsu membuat penipuan deepfake semakin mudah diakses, meluas, dan sulit dideteksi.

“Proses onboarding digital memang memberikan kenyamanan dan efisiensi lebih bagi pengguna. Namun, kemudahan ini juga membuka celah baru bagi aksi penipuan, termasuk penyalahgunaan teknologi deepfake”, ujar Ganda dalam acara roudtable dengan media tentang ancaman deepfake.

Mulai dari serangan berbasis electronic Know-Your-Customer (eKYC) sintetis hingga penipuan lewat panggilan video multipihak, para pelaku kejahatan siber kini semakin menyasar bank digital dan platform fintech yang sangat mengandalkan proses layanan mandiri jarak jauh.

Dalam diskusi ini, sejumlah temuan mengkhawatirkan pun dibeberkan, antara lain:

Seiring dengan semakin kompleksnya modus penipuan dan pesatnya kemajuan teknologi deepfake, bank digital perlu mengadopsi langkah-langkah antisipatif yang seimbang. Integrasi teknologi deteksi multidimensi dan sistem verifikasi berbasis AI menjadi kunci untuk memastikan perlindungan optimal bagi nasabah.

“Bank digital perlu menerapkan strategi optimasi risiko yang mampu menyeimbangkan antara pengalaman nasabah dan aspek keamanan, guna menjaga kepuasan serta loyalitas jangka panjang. Kemitraan jangka panjang kami dengan ADVANCE.AI, yang telah terjalin selama tiga tahun, memungkinkan kami untuk terus menghadirkan visi sebagai platform perbankan digital yang aman, sepenuhnya digital, dan berorientasi pada kebutuhan pengguna di Indonesia,” kata Ganda.

Melihat tingginya volume transaksi online serta ketergantungan pada proses eKYC, Allo Bank dan ADVANCE.AI mendorong pelaku industri untuk menerapkan pendekatan ‘security-by-design’, dengan sistem deteksi penipuan diintegrasikan sejak awal dan diterapkan secara menyeluruh sepanjang siklus hidup akun nasabah.

Metode deteksi dan pencegahan penipuan ini mencakup:

“Evolusi teknologi deepfake yang begitu cepat dan dampaknya terhadap sektor keuangan menjadi ancaman serius bagi fondasi utama kepercayaan konsumen dalam perbankan digital,” ujar Anggraini Rahayu, Country General Manager Advance.AI.

Menurutnya, pendekatan keamanan yang proaktif tidak hanya penting untuk melindungi pengguna dari potensi kerugian pribadi, tetapi juga krusial dalam menjaga reputasi institusi keuangan.

“Di Advance.AI, kami berkomitmen mendukung bank digital seperti Allo Bank dalam menerapkan langkah-langkah keamanan yang inovatif sepanjang perjalanan nasabah, serta menetapkan standar baru dalam pengalaman perbankan digital,” tutupnnya.

Mendeteksi Penipuan