Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Citra satelit menunjukkan serangan Amerika Serikat terhadap pabrik nuklir Fordow Iran menimbulkan kerusakan parah dan mungkin menghancurkan lokasi yang terkubur dalam dan sentrifus pengayaan uranium di dalamnya. Namun tetap ada keraguan membayangi.
“Saya duga fasilitas itu mungkin sudah hancur,” kata David Albright, mantan inspektur nuklir PBB, mengacu pada bom penghancur bunker Massive Ordnance Penetrator GBU-57a/b yang dibawa pesawat pengebom siluman B-22 Spirit.
Citra satelit menunjukkan ada enam lubang di Fordow, di mana bom penghancur bunker tampaknya menembus gunung. Namun konfirmasi kerusakan di bawah tanah tak dapat dipastikan. Terlebih penampakan di citra satelit mungkin tak seperti bayangan orang, di mana tidak terdapat kawah atau bekas tumbukan besar dari serangan bom bunker terkuat dunia milik AS.
Decker Eveleth, peneliti di CNA Corporation menyebut area yang berisi ratusan sentrifus terlalu dalam terkubur sehingga sulit memastikan tingkat kerusakan. “Kami tidak dapat mengevaluasi tingkat kerusakan berdasarkan citra satelit,” katanya. Dengan kata lain, sulit memastikan situs itu hancur hanya dengan melihat foto satelit.
Untuk bertahan dari serangan seperti yang dilakukan AS, Iran mengubur sebagian besar program nuklir di lokasi yang dibentengi jauh di bawah tanah. Beberapa pakar juga memperingatkan Iran kemungkinan memindahkan persediaan uranium dari Fordow sebelum serangan. Mereka bisa menyembunyikannya beserta komponen nuklir lain di lokasi yang tidak diketahui Israel, AS, dan inspektur nuklir PBB.
Citra satelit Maxar Technologies menunjukkan aktivitas tidak biasa di Fordow pada hari Kamis dan Jumat atau sebelum serangan. Terlihat di sana antrean panjang kendaraan menunggu di luar pintu masuk fasilitas tersebut.
Seorang sumber senior Iran mengatakan kepada Reuters yang dikutip infoINET, bahwa sebagian besar uranium yang diperkaya tingkat tinggi 60% yang mendekati mutu senjata telah dipindahkan ke lokasi yang dirahasiakan sebelum serangan AS.
“Saya rasa Anda tidak bisa memastikan apa pun dengan keyakinan besar kecuali menunda program nuklir mereka mungkin beberapa tahun. Hampir pasti ada fasilitas yang tidak kita ketahui.” kata Jeffrey Lewis dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey.
Iran bersikeras program nuklirnya untuk tujuan damai. Namun karena diserang Israel, parlemen Iran mengancam akan menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi, landasan internasional untuk menghentikan penyebaran senjata nuklir. “Dunia akan berada dalam kegelapan tentang apa yang mungkin dilakukan Iran,” cetus Daryl Kimball, direktur Arms Control Association.