Jangjo, startup teknologi pengelolaan sampah, menggelar kampanye Junk Revolution untuk mengatasi permasalahan sampah secara sistemik.
Kampanye ini mengintegrasikan pendekatan menyeluruh, mulai dari edukasi publik, sistem pengangkutan sampah terpilah, pengolahan zero waste to landfill, hingga pelaporan dampak lingkungan yang komprehensif.
Pemrosesan disesuaikan berdasarkan jenis sampah. Sampah bernilai akan didaur ulang, dan fraksi combustible dari sampah non-bernilai akan diolah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF), ini akan dimanfaatkan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement) sebagai substitusi batu bara dalam proses produksi semen.
Sedangkan pengolahan sampah sisa makanan akan dimanfaatkan sebagai pakan maggot Black Soldier Fly oleh perusahaan spesialis pengolah sampah makanan, Magalarva.
Mereka melibatkan melibatkan sejumlah pusat perbelanjaan terkemuka di Jakarta, termasuk di antaranya adalah Plaza Indonesia, FX Sudirman, Gandaria City, Blok M Plaza, Kota Kasablanka, dan SCBD Park dalam kampanye ini.
Inisiatif ini turut didukung oleh pelaku industri yang aktif dalam inisiatif keberlanjutan seperti Indocement sebagai mitra pemanfaat hasil olahan sampah, serta Magalarva sebagai perusahaan spesialis pengolah sampah makanan.
“Setelah meluncurkan JOWI System, kini saatnya kami melangkah lebih jauh bersama melalui kampanye Junk Revolution, kami optimis dapat mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hingga 90%, sekaligus mendorong perubahan nyata dalam pengelolaan sampah di Indonesia,” kata Joe Hansen, Cofounder dan CEO Jangjo, dalam keterangan yang diterima infoINET, Kamis (19/6/2025).
Inisiatif ini juga mendorong komitmen nyata dari para manajemen pusat perbelanjaan yang terlibat untuk mulai menerapkan pemilahan sampah dari area operasional seperti tenant, food court, dapur, area pengunjung, serta fasilitas back of house. Seluruh sampah yang terkumpul akan dikelola secara terintegrasi melalui teknologi Jangjo JOWI System.
“Indocement sendiri telah aktif mendukung pengelolaan sampah kota melalui pengembangan kemitraan dengan pengelola sampah berizin, termasuk Jangjo. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat rantai pasok RDF yang berkelanjutan, tetapi juga menunjukkan kepercayaan industri besar terhadap solusi yang ditawarkan oleh startup lokal seperti Jangjo,” kata Soegito Kurniawan, GM Procurement & AFAM Indocement.
Saat ini, Jangjo mencatat pencapaian pengelolaan 1.500 ton sampah setiap bulan dan menjadi salah satu perusahaan pengelola sampah di Jakarta yang telah mengantongi izin resmi. Keberhasilan ini memperkuat kontribusi Jangjo dalam mendukung target nasional yang dicanangkan Presiden melalui program Indonesia Bersih Sampah 2025, yaitu pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70%.