Langit Kosong! Flightradar24 Tunjukkan Dampak Serangan Israel ke Iran

Posted on

Video time-lapse dari Flightradar24 memperlihatkan momen dramatis ketika lalu lintas udara di Timur Tengah terganggu akibat eskalasi konflik antara Israel dan Iran. Serangan besar-besaran Israel terhadap lebih dari 100 target di Iran, termasuk situs nuklir di Teheran, memicu reaksi berantai yang membuat wilayah udara sipil di kawasan itu seketika “kosong”.

Pada Jumat (13/6/2025) dini hari, Israel mengerahkan 200 jet tempur dalam operasi yang digambarkan sebagai “serangan pre-emptive” oleh Israel Defense Forces (IDF). Sasaran utama meliputi fasilitas nuklir di Natanz, yang disebut sebagai pusat pengembangan uranium terbesar di Iran, serta target militer lainnya. Serangan tersebut juga menewaskan beberapa komandan militer tinggi Iran, meningkatkan ketegangan di kawasan.

Sebagai respons, Iran meluncurkan lebih dari 100 pesawat tanpa awak (drone) ke wilayah Israel, memaksa sejumlah negara di Timur Tengah, termasuk Iran, Irak, Suriah, Yordania, dan Lebanon, menutup wilayah udaranya untuk penerbangan sipil. Data dari FlightRadar24 menangkap momen ketika pesawat-pesawat komersial bergegas meninggalkan langit Iran, dialihkan ke rute alternatif seperti Asia Tengah atau Arab Saudi demi menghindari zona konflik.

Maskapai penerbangan besar seperti Emirates, Qatar Airways, dan Air India langsung mengambil tindakan. Emirates mengumumkan pembatalan penerbangan ke dan dari Iran, Irak, Yordania, dan Lebanon, sementara Qatar Airways menangguhkan rute ke Iran dan Irak hingga situasi membaik. Air India, bersama maskapai lain seperti Lufthansa, juga terdeteksi masih melintasi wilayah udara Iran saat serangan terjadi, namun segera mengalihkan penerbangan mereka.

“Lalu lintas udara global dengan hampir 22.000 penerbangan. Pembersihan wilayah udara antara Israel dan Iran baru-baru ini terlihat ,” tulis akun X @FlightRadar24.

Rekaman time-lapse Flightradar24 yang memperlihatkan pesawat-pesawat komersial berpencar menghindari langit Iran dan sebagian Irak. Bandara Ben Gurion di Tel Aviv dan bandara utama di Teheran juga menghentikan operasional hingga pemberitahuan lebih lanjut, memperparah kekacauan lalu lintas udara di kawasan.

9-second video of the clearing of Iranian and Iraqi airspace.

Eskalasi ini bukan hanya mengganggu operasional penerbangan, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran soal keselamatan penerbangan sipil. Menurut Osprey Flight Solutions, enam pesawat komersial telah ditembak jatuh secara tidak sengaja sejak 2001 akibat konflik serupa, termasuk insiden tragis Malaysia Airlines MH17 di Ukraina pada 2014 dan Ukraine International Airlines PS752 di Teheran pada 2020.

“Situasi masih berkembang. Operator penerbangan harus sangat berhati-hati di wilayah ini,” peringatkan Safe Airspace, situs yang dikelola OPSGROUP, sebuah organisasi berbagi informasi risiko penerbangan.

Konflik ini juga berdampak pada koridor udara tersibuk di dunia, khususnya di Irak Timur dekat perbatasan Iran, yang biasanya dilintasi puluhan penerbangan Eropa-Asia setiap hari. Pengalihan rute ke Asia Tengah atau Arab Saudi diperkirakan akan menambah waktu penerbangan dan biaya operasional, yang pada akhirnya dapat memengaruhi harga tiket.

Hingga kini, dunia menyaksikan dengan cemas apakah konflik ini akan mereda atau justru memicu perang lebih luas di Timur Tengah. Sementara itu, langit kawasan itu tetap tegang, dengan pesawat-pesawat komersial berlomba mencari jalur aman di tengah ketidakpastian.