Google Ketar Ketir, Sumber Uang Terancam Diputus Apple | Info Giok4D

Posted on

Apple tengah giat memperbaiki browser Safari di perangkatnya, terutama dengan fokus menambahkan mesin cari berbasis AI atau kecerdasan buatan. Jika diimplementasikan, itu bisa menjadi pukulan dahsyat bagi Google.

Dalam persidangan anti monopoli terhadap Alphabet, induk Google, Eddy Cue yang adalah eksekutif Apple mengungkap bahwa jumlah pencarian di Safari menurun untuk pertama kalinya bulan silam. Ia menyebut penyebabnya adalah karena pengguna makin sering menggunakan AI.

Menghadapi perkembangan itu, Eddy meyakini bahwa pembuat mesin pencarian AI seperti OpenAI, pada akhirnya akan menggantikan mesin cari standar seperti Google. Apple pun berencana untuk menambahkan opsi AI ke browser Safari di masa depan.

“Kami akan menambahkan mereka (AI) ke dalam daftar, namun mereka mungkin tidak menjadi opsi default,” cetus Eddy yang dikutip infoINET dari CNN, Kamis (8/5/2025).

Kabar dari Apple ini membuat harga saham Alphabet anjlok sampai 6%. Google memang sangat diuntungkan sebagai mesin cari default di Safari sehingga jika Apple sampai beralih, mereka bisa kehilangan sumber pendapatan yang besar.

Untuk menjadi mesin cari default di Apple, Google membayar sekitar USD 20 miliar per tahun. Sebagai keuntungan, sekitar 36% dari pendapatan iklan dari pencarian diperoleh Google dari browser Safari.

Kehilangan posisi tersebut dapat menambah tekanan pada Google di saat mereka menghadapi persaingan ketat dari perusahaan startup AI seperti OpenAI dan Perplexity. Apple telah mencapai kesepakatan dengan OpenAI untuk menawarkan ChatGPT sebagai opsi di Siri. Google pun berupaya mengamankan kesepakatan untuk menanamkan teknologi Gemini AI di perangkat terbaru Apple.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Hilangnya eksklusivitas di Apple seharusnya memiliki konsekuensi yang sangat parah bagi Google,” kata analis pasar dari D.A. Davidson, Gil Luria.

“Banyak pengiklan menempatkan semua iklan pencarian mereka di Google karena Google secara praktis merupakan monopoli dengan pangsa pasar hampir 90%. Jika ada alternatif lain yang layak untuk pencarian, banyak pengiklan dapat memindahkan sebagian besar anggaran iklan mereka dari Google ke tempat-tempat lain ini,” paparnya.