Di tengah meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan, kekhawatiran akan konflik nuklir meningkat. Pasalnya, kedua negara bertetangga itu memiliki ratusan hulu ledak nuklir dan terus memodernisasi persenjataan.
India, yang lama menganut kebijakan No First Use (NFU) dalam penggunaan senjata nuklir, baru-baru ini mengisyaratkan kemungkinan perubahan. Adapun Pakistan yang tidak memiliki kebijakan seperti itu, memilih bisa menyerang terlebih dahulu jika kondisi mengharuskan.
Awalnya bulan lalu, kelompok bersenjata menewaskan 26 orang yang kebanyakan turis India, di area Kashmir yang dikuasai India. Sebagai balasan, India melancarkan serangan udara di sembilan lokasi di Pakistan dan Jammu serta Kashmir yang diduduki Pakistan. India mengklaim lokasi itu tempat militan. Pakistan menyebut serangan tersebut menghantam wilayah sipil.
Menurut Arms Control Association, India memiliki sekitar 172 hulu ledak nuklir, sementara Pakistan punya sekitar 170. Meski jumlahnya hampir sama, dikutip infoINET dari Newsweek, Kamis (8/5/2025)kedua negara berbeda dalam doktrin nuklir.
India mempertahankan doktrin NFU, berjanji menggunakan senjata nuklir hanya sebagai pembalasan. Namun, retorika terbaru pemimpin India mengisyaratkan meninjau kembali sikap tersebut. Pakistan tidak mengadopsi kebijakan serupa dan memiliki opsi penggunaan preemptif.
India memiliki keunggulan di beberapa sisi. Rudal balistik Agni-V-nya dapat mencapai hingga 8.000 km, memungkinkan serangan jauh ke wilayah musuh. Rudal jarak terjauh Pakistan yang sedang dikembangkan, Shaheen III, memiliki jangkauan sekitar 2.750 km. Pakistan juga punya senjata nuklir taktis, termasuk Nasr (Hatf-9), rudal jarak pendek dengan jangkauan 70 kilometer.
India melampaui Pakistan dalam jumlah personel militer aktif yaitu 1,24 juta tentara di angkatan darat, 149.000 tentara di angkatan udara, dan 75.500 tentara di angkatan laut. Pakistan punya sekitar 560.000 tentara angkatan darat, 70.000 tentara di angkatan udara, dan 30.000 tentara di angkatan lautnya. India juga mengoperasikan penjaga pantai berkekuatan 13.350 orang.
“Jika India mundur, kami pasti akan mengakhiri semua ini. Ini bukan tindakan permusuhan, kami hanya mempertahankan wilayah kami,” kata Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif terkait serangan balasan Pakistan.
“Tindakan kami terfokus, terukur, dan tidak bersifat eskalatif. Tidak ada fasilitas militer Pakistan jadi sasaran. India telah menunjukkan batasan cukup besar dalam pemilihan target dan metode serangan,” cetus Kemenhan India.
Risiko eskalasi lebih lanjut tetap tinggi. Upaya diplomatik kemungkinan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang dan para pakar memperingatkan bahwa tanpa deeskalasi, bahkan konflik terbatas dapat berubah jadi konfrontasi nuklir menghancurkan.
Saksikan Live infoSore: